COVER Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Andri Joko Purwanto
PUBLIC Alice Diniarti
Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
Bahan bakar fosil yang selama ini menjadi sumber energi terbesar di dunia
keberadaannya semakin menipis. Surya merupakan salah satu sumber energi
alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengganti energi yang berasal dari fosil.
Ketersediaan energi surya sangat melimpah, karena hampir di setiap penjuru dunia
tersinari oleh surya. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian tentang
pemanfaatan energi surya di berbagai dunia, dan berlomba-lomba untuk
mendapatkan manfaat dari energi surya yang lebih efisien.
Salah satu pemanfaatan energi surya adalah melalui Solar Thermal Collector (STC)
yang mempunyai prinsip memindahkan energi panas surya dan mengumpulkannya
ke dalam suatu media tertentu. Kolektor surya berbentuk parabolik (Parabolic
Trough Solar Collector/PTSC) dengan jenis fokus berupa garis yang merupakan
salah satu tipe kolektor terkonsentrasi dengan ukuran panjang 18 m, lebar 3,5 m
dan jarak fokus 1 m. PTSC digunakan untuk memanaskan fluida kerja minyak sawit
yang mengalir di dalam absorber yang berada di titik fokus PTSC. Prototipe PTSC
yang terpasang di Gunung Kidul Yogyakarta merupakan fasilitas penelitian yang
dimiliki oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Hasil yang didapat dari eksperimen adalah kenaikan temperatur fluida kerja 8oC
selama 7 jam pemanasan kolektor. Energi input rata-rata sebesar 1170061,2 kJ
dengan intensitas surya rata-rata 737,7 W/m2. Energi yang diserap oleh minyak
sawit sebesar 20139 kJ.