Penyakit infeksi disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Penyakit ini dapat
ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penularan penyakit secara
langsung melalui kontak fisik, contoh penyakit HIV/AIDS yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, sedangkan secara tidak langsung terjadi melalui perantara
yang dinamakan vektor atau media lain, contoh penyakit dengue, chikungunya, dan
zika ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan utama yang dihadapi manusia selama
berabad-abad. Menurut data terbaru dari WHO pada tahun 2016, penyakit infeksi
masuk dalam kelompok sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia dan
menempati penyakit penyebab kematian pertama di negara-negara dengan penghasilan
rendah. Seperempat sampai sepertiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
infeksi.
Masalah ini memotivasi para peneliti melakukan kajian pemodelan penyebaran
penyakit. Kajian ini mempunyai peran penting dalam meningkatkan pemahaman
dinamika populasi infeksi. Selain itu, kajian ini memberikan simulasi dan prediksi
dalam pengendalian dan pencegahan penyakit dengue dan chikungunya. Hasil
penelitian ini bermanfaat bagi para pemegang kebijakan dalam bidang kesehatan
supaya program-program penanggulangan penyakit berjalan efektif.
Penelitian ini mengkaji analisis model host-vektor (SIR-SI) yang melibatkan vaksinasi
dan treatment. Analisis kestabilan global titik endemik dilakukan dengan menggunakan
fungsi Lyapunov. Eksistensi bifurkasi backward pada model ini ditunjukkan
dengan menggunakan teori manifold pusat. Prilaku bifurkasi terjadi ketika jumlah
orang sakit melebihi kapasitas treatment. Kehadiran vaksinasi dapat menurunkan rasio
reproduksi dasar, tetapi tidak dapat mengubah eksistensi bifurkasi backward. Hasil
analisis numerik menunjukkan bahwa peningkatan vaksinasi dan treatment mengakibatkan
titik endemik semakin sulit terbentuk.
Kajian berikutnya merancang kontrol intervensi berupa vaksinasi dan fumigasi pada
model host-vektor. Intervesi ini bertujuan untuk mengendalikan populasi infeksi
dengan menggunakan metode linierisasi input-output. Kajian ini dibatasi hanya untuk
i
sistem single input single output (SISO). Vaksinasi dan fumigasi berperan sebagai
input dan populasi infeksi manusia sebagai output. Contoh simulasi hasil rancangan
vaksinasi dan fumigasi diberikan untuk kasus epidemik dengue. Hasilnya menunjukkan
rancangan vaksinasi dan fumigasi dapat mengurangi output dan asimtotik
menuju nol lebih cepat dibandingkan tanpa vaksinasi atau tanpa fumigasi.
Kajian terakhir membangun dan menganalisis model host-vektor yang melibatkan
faktor ko-eksistensi dua penyakit infeksi. Kajian ini mengambil contoh kasus koeksistensi
dengue dan chikungunya. Ketika terjadi epidemik dengue dan chikungunya,
beberapa orang dapat terinfeksi oleh kedua penyakit tersebut sekaligus (ko-infeksi).
Karena umur nyamuk jauh lebih pendek dari pada umur manusia, maka populasi
nyamuk dapat dieliminasi dengan menggunakan pendekatan quasi steady state.
Formulasi rasio reproduksi dasar diturunkan menggunakan matriks next generation.
Dari hasil analisis diperoleh tiga titik ekuilibrium secara eksplisit diantaranya satu titik
bebas penyakit dan dua titik endemik. Analisis lebih lanjut menunjukkan eksistensi
titik ko-endemik untuk kasus simetri secara implisit. Rasio reproduksi dasar berperan
penting dalam menentukan kestabilan global titik bebas penyakit dan kestabilan
lokal titik endemik. Selanjutnya diagram eksistensi dan kestabilan titik ekuilibrium,
phase potret dan kontinuasi titik ko-endemik terhadap parameter bobot infeksi chikungunya
disajikan. Perhitungan eksponen Lyapunov memberikan indikasi bahwa model
memiliki prilaku chaos. Persamaan sensitivitas orde pertama diselesaikan secara
numerik untuk mengidentifikasi parameter mana yang berpengaruh secara signifikan
terhadap populasi infeksi. Kajian ini menunjukkan bahwa dengue dan chikungunya
sama-sama bertahan dalam populasi jika selisih rasio reproduksi dasar dengue dan
chikungunya semakin kecil dan infeksi pertama tidak menghasilkan imunitas terhadap
infeksi kedua. Kontak manusia dan nyamuk merupakan faktor penting dalam pengendalikan
penyakit.