ABSTRAK Muhammad Akbar
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Akbar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Tool Steel AISI O1 merupakan salah satu logam penting dalam kehidupan manusia.
Baja ini adalah baja karbon tinggi yang dipadu dengan unsur-unsur seperti krom,
tungsten, mangan, dan vanadium. AISI O1 umumnya diberikan perlakuan panas
konvensional, namun masih terdapat banyak retained austenite. AISI O1 biasa
digunakan sebagai Dies Stamping pada industri manufaktur. Baja ini terkenal keras
namun getas sehingga Dies Stamping seringkali pecah setelah beberapa waktu
penggunaannya . Terdapat beberapa metode untuk membuat AISI O1 menjadi keras
tapi tetap ulet. Salah satu metode alternatif adalah Deep Cryogenic Treatment
(DCT). DCT adalah metode perendaman baja pada temperatur yang sangat rendah
untuk mengubah retained austenite menjadi martensit sepenuhnya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi temperatur tempering terhadap
proses perlakuan panas konvensional dan DCT.
Percobaan metode perlakuan panas konvensional dan DCT pada baja AISI O1
dilakukan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap struktur mikro dan sifat
mekanik. Percobaan dilakukan dengan spesimen uji impak dengan variasi
temperatur tempering. Baja akan diaustenisasi pada temperatur 950 oC selama 30
menit sehingga fasanya menjadi fully austenite. Kemudian baja di-quenching
menggunakan oli dan dilanjutkan tempering pada temperatur 200 oC, 250 oC,
300 oC, 400 oC, dan 500 oC selama 2 jam. Baja yang sudah dilakukan perlakuan
panas konvensional akan dilakukan DCT. Kemudian dilakukan karakterisasi seperti
uji impak, uji kekerasan vickers, metalografi menggunakan mikroskop optik,
analisis XRD, dan analisis SEM-EDS. Dari data analisis karakterisasi, ditentukan
pengaruh perlakuan panas konvensional dan DCT terhadap struktur mikro dan sifat
mekanik.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa retained austenite berubah menjadi martensit
ketika dilakukan DCT, yang meningkatkan kekerasan. Nilai kekerasan pada DCT
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan panas konvensional. Tren kekerasan
menurun secara linear dengan naiknya temperatur tempering. Kekerasan
maksimum didapatkan dari variasi DCT pada temperatur tempering 250 °C dengan
nilai kekerasan 702 HV. Nilai ketangguhan saat dilakukan DCT juga lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan panas konvensional. Tren ketangguhan meningkat
secara linear dengan naiknya temperatur tempering. Ketangguhan maksimum
didapatkan dari variasi DCT pada temperatur tempering 500 °C dengan nilai
ketangguhan 9,4 Joule. Patahan yang terjadi pada spesimen impak adalah patahan
campuran, yaitu transgranular dan intergranular.