BAB 1 Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Imam Al Syaukhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Baja AISI 4340 termasuk baja yang sering dipakai dalam industri karena
kemudahan pembuatannya, kemampuan las yang yang baik, serta biaya produksi
yang rendah. Deep cryogenic treatment merupakan salah satu proses peningkatan
sifat mekanis baja, yang mana proses ini murah, konsumsi energi yang rendah, tidak
adanya kerusakan yang akan ditimbulkan pada alat proses, serta tidak adanya polusi
selama proses ini berlangsung. Proses ini mengkibatkan adanya transformasi
mikrostruktur retained austenite menjadi martensite, sehingga meningkatkan
kekuatan, kekerasan, serta ketangguhan dari baja. Namun peningkatan sifat
mekanis melalui perlakuan deep cryogenic treatment tidak terlepas dari parameter
proses austenisasi dan tempering, serta media pendinginannya, sehingga dapat
dilakukan penelitian dengan parameter proses perlakuan panas tersebut dan apa
pengaruhnya terhadap deep cryogenic treatment. Oleh karena itu, pada penelitian
ini dilakukan proses deep cryogenic treatment dengan parameter variasi suhu
tempering pada proses perlakuan panas konvensional pada baja AISI 4340.
Percobaan dilakukan dengan karakterisasi awal mencakup uji kekerasan Vickers,
uji tarik, uji impak charpy, karakterisasi metalografi, dan pengujian komposisi
kimia menggunakan spektroskopi emisi optik pada sampel as received. Kemudian
dilakukan perlakuan panas terdiri dari austenisasi pada 900 ? selama 30 menit,
quenching dengan media oli, dan tempering selama 1 jam dengan variasi suhu 150
?, 200 ?, dan 250 ? dalam muffle furnace, diikuti deep cryogenic treatment pada
suhu -196 ? selama 1 hari. Sampel percobaan akan terbagi berdasarkan ada
tidaknya perlakuan deep cryogenic dengan variasi suhu tempering. Setelah
perlakuan panas, dilakukan karakterisasi menggunakan uji kekerasan Vickers, uji
tarik, uji impak charpy, dan metalografi dengan mikroskop optik.
Dari serangkaian percobaan, disimpulkan bahwa variasi temperatur tempering pada
deep cryogenic treatment mempengaruhi mikrostruktur baja dengan menentukan
dekomposisi atau transformasi retained austenite serta pembentukan karbida. Sifat
mekanis baja menunjukkan peningkatan kekerasan dan kekuatan luluh pada suhu
200 ? yang menurun pada 250 ?, dengan kekerasan dan kekuatan luluh tertinggi
masing-masing 599,8 HV dan 1322 MPa. Kekuatan tarik dan energi impak
menurun seiring peningkatan suhu tempering, dengan nilai tertinggi pada suhu 150
? sebesar 1836,5 MPa dan 22,81 J/cm2. Persen elongasi meningkat seiring naiknya
suhu tempering, tertinggi pada 250 ? sebesar 15,84%. Deep cryogenic treatment
menghasilkan martensite yang dominan tempered martensite dan karbida lebih
halus, serta meningkatkan kekerasan, kekuatan tarik, dan kekuatan luluh, namun
menurunkan persen elongasi dan energi impak.