Abstrak Salma Amalia S.pdf)u
PUBLIC Taupik Abidin Final Project SALMA AMALIA SULTHANAH_2.pdf
PUBLIC Taupik Abidin
Kewirausahaan sosial merupakan tren yang muncul sebagai alternatif bisnis untuk memecahkan masalah
masyarakat yang paling mendesak. Saat ini, total pekerjaan penyandang disabilitas di sektor formal hanya 1%.
Mereka tidak mampu bersaing di pasar tenaga kerja karena perusahaan membutuhkan pekerja dengan
kompetensi tertentu. Kurangnya akses pendidikan dan pelatihan atau sumber daya keuangan menjadi penyebab
atas keterbatasan mereka di pasar tenaga kerja. Dalam hal ini, perusahaan komersial gagal mengatasi masalah
pasar kerja dengan masyarakat yang terpinggirkan. Karena kekuatan pasar komersial tidak dapat memenuhi
kebutuhan sosial, hal itu menciptakan peluang bagi pelaku baru yang dapat mengatasi masalah sosial dan
ekonomi melalui solusi bisnis yang menciptakan dampak yang lebih berkelanjutan yang disebut kewirausahaan
sosial.
Kewirausahaan sosial berpotensi untuk pengembangan ekonomi dan sosial di Indonesia karena mereka
berkontribusi pada ekonomi dan kebutuhan sosial yang tidak dapat dipenuhi oleh pengusaha komersial. Tujuan
sosial yang ditentukan oleh perusahaan hanya dapat dicapai jika bisnis memiliki kemampuan untuk melakukan
penjualan dan berkelanjutan. Supaya memiliki nilai lebih, usaha sosial di Indonesia mengkampanyekan
pemberdayaan sosial pada produk yang mereka jual.
Penelitian ini berusaha untuk menyelidiki dampak persepsi pemberdayaan sosial terhadap niat pembelian
produk kerajinan usaha sosial. Memahami niat beli akan membantu pelaku bisnis memutuskan strategi produk
apa yang harus dipasarkan. Penelitian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi bahwa perusahaan sosial
dapat diimplementasikan mengenai strategi pemasaran dengan memahami motivasi di balik niat pembelian
konsumen dalam produk-produk usaha sosial sehingga tujuan sosial yang muncul oleh perusahaan dapat
tercapai.
Ada enam variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu persepsi pemberdayaan sosial, persepsi ekologis,
stimulasi, pengetahuan, sikap, dan pelabelan / logo. Persepsi pemberdayaan sosial menjelaskan minat untuk
membeli produk yang dipengaruhi oleh nilai pemberdayaan sosial yang terkandung dalam produk, persepsi
ekologis menjelaskan minat untuk membeli produk yang dipengaruhi oleh aspek lingkungan seperti bebas
plastik atau daur ulang, pengetahuan menjelaskan informasi yang diperoleh sebelumnya mengenai usaha
sosial, stimulasi menjelaskan harga, kegunaan, dan kenyamanan produk, sikap menjelaskan persepsi tentang
profil sosial perusahaan yang membuat produk, dan pelabelan / logo menjelaskan informasi yang
menggambarkan merek dan deskripsi produk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
kuesioner dengan total 212 responden yang memiliki minat pada produk kerajinan dari usaha sosial. Data
dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Ada temuan menarik yang menunjukkan persepsi pemberdayaan sosial tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap niat beli pada produk kerajinan dari perusahaan sosial. Sebaliknya, keberadaan pelabelan yang
menjelaskan penyebab sosial dan bagaimana produk dibuat memiliki pengaruh paling kuat, diikuti oleh sikap
pelanggan terhadap perusahaan sosial dan persepsi ekologis terhadap produk. Oleh karena itu, wirausahawan
sosial di Indonesia dapat direkomendasikan untuk mengoptimalkan produk dalam ketiga aspek tersebut untuk
mempengaruhi niat beli pelanggan.