Industri kuliner adalah salah satu bisnis paling populer untuk dimulai oleh pengusaha di
Indonesia. Dengan berbagai alasan, ada begitu banyak orang yang membuka bisnis baru
mereka berdasarkan bidang kuliner. Keadaan ini terjadi di setiap kota besar, termasuk
Surabaya, Yogyakarta, Bogor, dan Bandung. Bisnis kuliner juga termasuk dalam 16 subsektor
ekonomi kreatif di Indonesia. Untuk pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),
sektor kuliner sangat membantu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurut data dari organisasi di bawah pemerintah, Bekraf, mengatakan bahwa sub-sektor ini
menyumbang sekitar 41% dari total PDB ekonomi kreatif Indonesia.
Berbicara tentang produk makanan dan minuman yang mengganggu, ada jenis makanan
yang sangat populer di seluruh dunia. Banyak orang mendiversifikasi makanan ini dengan
nama yang disebut "street fppd". Berdasarkan Wikipedia, street food digambarkan sebagai
"makanan siap saji atau minuman yang dijual oleh penjaja, atau pedagang, di jalan atau tempat
umum lainnya, seperti di pasar atau pekan raya". Fenomena street food ini cukup terkenal di
Indonesia termasuk Bandung itu sendiri. Didukung oleh banyak acara yang diadakan di dalam
atau di luar ruangan, dan juga dikombinasikan dengan pengembangan sistem pengiriman
online, makanan jalanan telah menjadi alternatif baru bagi banyak pecinta makanan di
Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada, khususnya penilaian model
bisnis yang diterapkan di O'Bagel Company yang telah beroperasi lebih dari 1 tahun.
Berdasarkan temuan ini, peneliti dapat membandingkan model bisnis alternatif yang tersedia
untuk digunakan dalam organisasi. Data ditentukan dengan menggunakan analisis akar
penyebab. Selanjutnya, berbagai kriteria ditimbang menggunakan proses hirarki analitis (AHP)
dan dianalisis menggunakan metode scoring faktor untuk mendapatkan alternatif terbaik.
Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan lain untuk
mengevaluasi model bisnis mereka.