digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Wibisono Adhi Pradana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PT Duta Wisesa Servisindo atau PT. DWS merupakan perusahaan lokal Indonesia yang menawarkan jasa dibidang minyak dan gas. Persuahaan ini berdiri sejak 2015 dimana harga minyak dunia sedang turun dan menggunakan momentum tersebut untuk investasi aset terutama pada cementing unit yang digunakan untuk pekerjaan pengeboran dan workover. Diawal pendiriannya PT. DWS percaya bahwa mereka bisa menjadi perusahaan jasa minyak dan gas lokal Indonesia yang utama di Indonesia, karena banyak kompetitor lokal yang menghentikan usaha mereka saat krisis 2015. Pada tahun 2023, harga minyak dunia telah membaik, pada akhir tahun 2023 PT. DWS mendapatkan 4 tawaran pekerjaan dari sector BUMN dan Swasta yang ditawarkan untuk dikerjakan pada awal 2024, yaitu Projek Jambi, Projek Lampung, Projek Jambi dan Projek Cepu namun dikarenakan keterbatasan unit, perusahaan ini hanya dapat memilih 3 tawaran pekerjaan untuk dikerjakan. Dikarenakan PT. DWS belum memiliki proses pembuatan keputusan. Pada penelitian ini Analytical Hierarchy Process atau AHP digunakan untuk memberikan rekomendasi 3 projek yang disarankan untuk diambil oleh perusahaan. Pada penilaian AHP ini criteria yang digunakan untuk menjadi parameter penilaian adalah marketing and sales, pelanggan, kelayakan keuangan, administratif dan spesifikasi projek, setiap kriteria ini memiliki beberapa sub-kriteria dengan total 13 sub-kriteria. Dimana berdasarkan penilaian, kriteria yang memiliki bobot paling tinggi adalah kelayakan finansial (51.4%) dan sub-kriteria dengan bobot tertinggi adalah kemampuan membayar (22.9%). Setelah penilaian dilakukan, berdasarkan rankingnya 3 projek yang disarankan untuk diambil adalah projek Jambi (33.4%), Projek Cepu (30.7%) dan Projek Lampung (19%). Berdasarkan hasil penilaian dapat dilihat bahwa pengguna jasa dari sektor BUMN lebih mendominasi dibandingkan swasta karena memiliki kemampuan membayar dan profitabilitas yang tinggi dibanding perusahaan swasta, walaupun perusahaan swasta unggul dalam ketentuan pembayaran, administratif dan kebutuhan alat.