Setiap tahunnya, ITB menghadapi suatu keterbatasan dimana jumlah mahasiswa yang mendaftar jauh lebih banyak disbanding jumlah mahasisa yang dapat diterima. Untuk mengatasi masalah tersebut, ITB berencana untuk membangun kampus baru di Cirebon dengan menggunakan skema pembiayaan kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kelayakan pengembangan ITB kampus Cirebon dengan menggunakan skema pembiayaan KPBU.
KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan publik. Berdasarkan peraturan ada beberapa indikator kajian yang harus dipenuhi, seperti, indikator Value for Money dan juga indikator kelayakan ekonomi dan Komersial, dimana salah satu kajiannya adalah kelayakan finansial.
Di dalam kajian kelayakan finansial, penulis mensimulasikan beberapa scenario untuk menentukan skema apa yang paling baik bagi ITB, berdasarkan asumsi finansial, opsi pengembalian investasi dan juga ketersediaan dukungan dari pemerintah. Berdasarkan analisa finansial. Secara garis besar, skema yang akan digunakan adalah, (1) User Charge, (2) User Charge dengan VGF (Viability Gap Fund) penulis menemukan bahwa akan lebih baik bagi ITB dan juga badan usaha, jika pengembangan ITB Cirebon Campus dilakukan menggunakan skema pengembalian User-Charge (Pengguna Membayar) dengan dukungan VGF dari pemerintah. Lebih jauh lagi, berdasarkan analisa biaya dan manfaat sosial, penulis menemukan bahwa proyek ini memberi banyak manfaat bagi lingkungan sekitar atau secara layak secara ekonomi. Berdasarkan Analisa Value for Money, Proyek ini akan lebih murah untuk dibangun menggunakan skema pembiayaan KPBU dibanding dengan pembiayaan konvensional.
Berdasarkan hasil kelayakan tersebut, Penulis merekomendasikan ITB untuk melanjutkan proyek pengembangan ITB Cirebon campus menggunakan skema pembiayaan KPBU.