Industri baja merupakan salah industri strategis di indonesia, Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api beserta relnya dan otomotif), hingga persenjataan. Kebutuhan baja indonesia mencapai 12,5 juta ton pada tahun 2017 sedangkan produsen baja nasional hanya bisa menyuplai 6,5 juta ton sehingga sisa dari demand tersebut harus dipenuhi dengan cara mengimpor dari negara lain. Salah satu produsen baja domestic adalah PT Krakatau Steel Tbk yang merupakan salah satu BUMN. Tingginya permintaan baja di indonesia seharusnya berbanding lurus dengan Kinerja keuangan PT Krakatau Steel Tbk yang justru merugi dalam 7 tahun terakhir. Kinerja Keuangan yang terus merugi di tengah hutang perusahaan yang semakin meningkat membuat perusahaan berpotensi kesulitan dalam memenuhi kewajibannya yang bisa berujung kepada default dan bahkan kebangkrutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Probabilitas terjadinya gagal bayar pada PT Krakatau Steel Tbk. Selain itu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Merton-KMV model yang mengukur resiko terjadinya nilai aset perusahaan di bawah nilai hutang perusahaan dalam kurun waktu 2019 dengan berbasis data market value. Hasil dari pengolahan data adalah nilai EDF (Expected Default Frequency). Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pada tahun 2018 dan data historis harga pasar perusahaan sejak IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2010 hingga hari terakhir perdagangan bursa di tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PT Krakatau Steel Tbk memiliki nilai Probability of Default sebesar 8.29% yang corresponding dengan credit rating ccc+ sehingga PT Krakatau steel tbk termasuk kedalam perusahaan yang beresiko tinggi mengalami default dalam kurung waktu sepanjang tahun 2019.