digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Angka konsumsi susu nasional per kapita di Indonesia pada tahun 2021 berada pada kategori rendah, yaitu 16,27 kilogram per tahun. Perlu dilakukan peningkatan angka konsumsi dan produksi terhadap susu segar. Di samping itu, kegiatan produksi susu, berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Untuk menganalisis dampak lingkungan tersebut, digunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan unit fungsional satu liter susu sapi segar. Kajian LCA ini mencakup pemberian pakan ternak, kegiatan peternakan (pemeliharaan ternak dan kandang, manajemen limbah, pemerahan), transportasi susu, dan kegiatan industri. Pada analisis LCA ini dilakukan penilaian pada empat faktor dampak, yaitu dampak potensi pemanasan global, potensi dampak asidifikasi, potensi dampak eutrofikasi, dampak POCP, dan potensi dampak water footprint. Dampak yang dihasilkan pada potensi pemanasan global adalah 2,08 kg CO2-eq/L dengan hotspot pada kegiatan pemberian pakan sebesar 0,7733 kg CO2-eq/L susu (37,18%), dampak asidifikasi sebesar 0,1278 kg SO2-eq/L susu dengan hotspot kegiatan industri sebesar 0,100 kg SO2-eq/L susu (78,47%), dampak eutrofikasi sebesar 0,0193 kg PO4 3- -eq/L susu dengan hostpot pada kegiatan pengelolaan ternak sebesar 0,0182 kg PO4 3- -eq/L (94,32%), dampak POCP sebesar 0,1628 g ethane-eq/L susu dengan hotspot kegiatan pakan sebesar 0,156 g ethane-eq/L susu (95,66%). dan dampak water footprint sebesar 7,96 L air/L susu dengan hotspot pada pemberian pakan dengan 4,34 L air/L susu (56,47%). Diberikan rekomendasi untuk meminimalisasi dampak berupa pemberian air minum otomatis, selang bertekanan tinggi, panel surya, dan pengelolaan limbah dengan biodigester.