Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etil asetat dari kulit buah pisang kepok dan pisang
tanduk diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Pengecilan ukuran partikel ekstrak hingga
berukuran nanometer diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekstrak. Pada penelitian ini,
ekstrak etil asetat kulit buah pisang kepok dan pisang tanduk diformulasikan menjadi nanoemulsi.
Metode yang digunakan adalah homogenisasi menggunakan sonikator bath yang dikombinasikan
dengan ultrasonikasi menggunakan sonikator probe. Formula terbaik terdiri atas ekstrak 1% b/v,
asam oleat 4% b/v, Kolliphor RH 40 dan Span 80 dengan perbandingan (8:4) % b/v, serta PEG 400
sebagai ko-surfaktan sebanyak 6% b/v. Pengukuran menggunakan Particle Size Analyzer (PSA)
memberikan ukuran partikel dan indeks polidispersitas untuk nanoemulsi pisang kepok berturutturut sebesar 90,7 ± 6,46 nm dan 0,39 ± 0,01, sedangkan nanoemulsi pisang tanduk adalah 80,1 ±
1,56 nm dan 0,35 ± 0,04. Hasil uji stabilitas fisik pada 3 suhu berbeda, menunjukkan kedua
nanoemulsi stabil pada suhu 4 °C, 25 °C dan 40 °C serta stabil pada pengujian stabilitas freeze and
thaw. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH terbukti sediaan
nanoemulsi memiliki aktivitas lebih tinggi daripada ekstrak, yaitu ekstrak kulit buah pisang kepok
(IC50 27,12 ± 1,86 µg/mL), pisang tanduk (IC50 181,19 ± 8,75 µg/mL) dan nanoemulsi pisang kepok
(IC50 2,70 ± 0,28 µg/mL), nanoemulsi pisang tanduk (IC50 0,11 ± 0,03 µg/mL), sedangkan asam
askorbat (IC50 0,85 ± 0,06 µg/mL). Pada pengujian aktivitas inhibisi xantin oksidase diperoleh nilai
IC50 ekstrak kulit buah pisang kepok sebesar 73,58 ± 0,42 µg/mL dan pisang tanduk 68,94 ± 1,78
µg/mL, namun aktivitas pada kedua sediaan nanoemulsi tidak terukur. Pada penelitian ini, terbukti
bahwa formula nanoemulsi meningkatkan aktivitas antioksidan dari ekstrak.