digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ryan Setyabudi
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

COVER Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ryan Setyabudi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara global. Salah satu metode penanganan penyakit jantung koroner adalah pemasangan stent berupa pipa penyangga arteri untuk melancarkan aliran darah. Sebagian besar stent yang dikembangkan adalah berbasis paduan nitinol (TiNi). Untuk meningkatkan performa dan biokompatibilitas stent nitinol, seperti efek mengingat bentuk, temperatur transformasi martensit, dan ketahanan korosi, maka penambahan unsur pemadu dan pemberian perlakuan panas perlu dilakukan. Penelitian kali ini akan menambahkan Zr dalam jumlah tertentu dan pemberian perlakuan panas pada paduan Ti50Ni49,5Mo0,3Fe0,2 untuk mempelajari pengaruhnya terhadap struktur mikro, perilaku transformasi martensitik dan ketahanan korosi paduan. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan unsur Zr dan perlakuan panas terhadap struktur mikro, perilaku transformasi martensitik, dan ketahanan korosi paduan mengingat bentuk nitinol. Penelitian diawali dengan peleburan unsur paduan berupa nickel ball bearing (>99,8%), titanium rod (>99%), molybdenum rod (99,9%), iron chip (99,98%), zirconium sponge foam (99,%) menggunakan tanur busur listrik arus searah yang diikuti dengan homogenisasi paduan menggunakan tanur tabung horisontal dalam lingkungan inert. Selanjutnya sebagian paduan diberi perlakuan panas pada temperatur 8500C selama satu jam menggunakan tanur tabung horisontal dalam lingkungan inert. Paduan yang dihasilkan kemudian dipreparasi dan diuji perendaman dalam larutan fisiologis 0,9% NaCl selama 14 hari pada suhu 37±0,50C. Selanjutnya paduan dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik, x-ray diffraction, scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy, dan differential scanning calorimetry. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, variasi penambahan unsur Zr (0,1,2,3 at.%) mengakibatkan terbentuknya fasa B2 austenit, B19’ martensit, fasa-R dan Ti2Ni. Hasil pengujian korosi menunjukkan penambahan unsur Zr (3 at.%) dan perlakuan panas menghasilkan ketahanan korosi terbaik dengan laju korosi sebesar 0,007134 mmpy. Sedangkan paduan dengan perlakuan panas menunjukkan penurunan ketahanan korosi dengan laju korosi terbesar sebesar 0,020077 mmpy. Selain itu, hasil pengukuran temperatur transformasi martensitik penambahan unsur Zr (3 at.%) tanpa perlakuan panas menunjukkan nilai tertinggi sebesar 284,90C (Ms) dan 103,90C (Mf), sedangkan perlakuan panas cenderung menurunkan temperatur transformasi martensitik.