digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 7 Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Dhiya Salma Abidah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sungai Ciujung merupakan salah satu sumber air utama di Provinsi Banten. Pada kondisi eksisting Sungai Ciujung menyuplai 11 kecamatan, 8 industri, dan 21350 ha daerah irigasi. Namun saat ini, debit Sungai Ciujung mengalami penurunan sehingga kebutuhan air khususnya di sector irigasi sudah tidak terpenuhi 100%. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah saat ini tengah membangun Bendungan Karian dan merencanakan Bendungan Pasir Kopo sebagai solusi pemenuhan kebutuhan air di Provinsi Banten. Selain itu, terdapat juga rencana suplai air ke wilayah luar DAS (Tangerang dan Jakarta) melalui Karian-Serpong Conveyance System (KSCS) sebesar 11.6 m3/s. Dengan adanya suplai air ke daerah luar DAS tersebut maka perlu dilakukan kajian kelayakan alokasi air di DAS Ciujung untuk meninjau dampak suplai air ke daerah hilir Sungai Ciujung setelah adanya suplai ke KSCS. Pada kajian ini digunakan WEAP(Water Evaluation and Planning) sebagai tools untuk simulasi alokasi air. Pada simulasi, prioritas layanan air pertama adalah untuk kebutuhan rumah tangga (PDAM) dan debit pemeliharaan sungai, prioritas layanan kedua adalah irigasi, dan ketiga adalah untuk industri. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa dengan adanya Bendungan Karian, Bendungan Pasir Kopo dan suplai air ke KSCS sebesar 11.6 m3/s layak secara teknis, dengan keandalan rata-rata Bendungan Karian dalam mensuplai air ke KSCS adalah sebesar 81%. Adanya suplai air ke KSCS tidak mengurangi suplai air ke hilir bahkan suplai air ke hilir tetap bertambah dengan adanya Bendungan Karian dan Bendungan Pasir Kopo, sehingga dapat meningkatkan sector irigasi dari 83% menjadi 87% dan PDAM dari 94% menjadi 100%. Penurunan suplai air terjadi pada sector industri di DAS Ciujung dikarenakan sector industri berada di prioritas terakhir sehingga terjadi penurunan sebesar 10%. Hal ini menyebabkan kerugian pada industri yang ada di DAS Ciujung. Namun adanya suplai KSCS 11.6 m3/s tetap layak secara ekonomi dikarenakan memiliki manfaat ekonomi yang besar terutama untuk kebutuhan rumah tangga dengan nilai keuntungan mencapai Rp.958 Milyar. Hasil analisis kelayakan ekonomi dengan adanya Bendungan Karian, KSCS, dan Bendungan Pasir Kopo dapat menghasilkan keuntungan secara ekonomi yang tinggi yaitu sebesar IRR 26% dimana suku bunga kredit saat ini adalah sebesar 9.75, NPV mencapai Rp. 6 Triliun, dan BCR mencapai 3.53 sehingga dengan adanya ketiga bangunan tersebut dapat meningkatkan perekonomian secara keseluruhan.