COVER Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2019 TA PP SEPTYADI RENDRA SANTOSO 1 BAB 8.pdf
]
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Septyadi Rendra Santoso
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan wisata kuliner sangat pesat di Indonesia, hal ini ditandai dengan gencarnya publikasi yang dapat dilihat pada media cetak, televisi, dan internet. Salah satu industri kuliner yang tengah marak adalah kafe dan restoran yang menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk tidak hanya sekedar makan namun dapat menghabiskan waktu untuk bekerja maupun bersosialisasi. Tingginya antusiasme masyarakat Indonesia akan transformasi tempat makan yang mampu menyediakan space komunal untuk bercakap, berkumpul, dan bekerja menjadi latar belakang munculnya ide pemanfaatan lahan menjadi arkade yang menampung beragam kafe dan restoran dengan berbagai jenis makanan dan desain arsitektural yang menarik sehingga dapat menjadi perwujudan pembangunan Kota Bandung sebagai tujuan wisata yang berdaya saing tinggi. Dengan demikian muncul ide pembangunan Gourmet Alley, sebuah kawasan dengan fungsi komersial berbentuk arkade kuliner. Perancangan sipil selanjutnya diperlukan untuk merealisasikan proyek bangunan arcade kuliner ini. Proses perancangan sipil gedung ini perlu dilakukan secara mendetail agar mencapai fungsinya secara optimal.
Pada tugas akhir ini, dibahas desain aspek sumber daya air pada proyek Gourmet Alley yang berlokasi di antara Jl. Dayang Sumbi dan Sumur Bandung, Kota Bandung. Gedung ini memiliki 3 lantai yang difungsikan sebagai tempat arkade kuliner yang menampung berbagai kafe dan restoran, serta communal space sebagai tempat berkumpul. Selain fungsi tersebut, pada gedung ini juga terdapat 1 lantai basement yang direncanakan sebagai tempat parkir. Terdapat dua lingkup pekerjaan utama dari aspek sumber daya air yang dirancang, yaitu desain jaringan drainase serta desain suplai air bersih dan Rain Water Harvesting (RWH), ditambah satu lingkup pekerjaan tambahan yaitu desain dewatering galian akibat hujan.
Semua perancangan sipil pada aspek sumber daya air dimulai dengan analisis hidrologi untuk mendapatkan debit andalan, debit banjir, dan peil banjir berdasarkan pengolahan data hujan dan data topografi. Debit andalan dari analisis hidrologi tersebut selanjutnya digunakan untuk mendesain tangki RWH (Rain Water Harvesting). Sementara, debit banjir digunakan untuk mendesain drainase, peil banjir, dan desain pompa dewatering galian akibat hujan.
Dalam desain jaringan drainase, lingkup yang didesain dan dianalisis adalah drainase atap, drainase halaman gedung, dan analisis kapasitas drainase saluran eksisting. Desain jaringan drainase diawali dengan menggambar layout jaringan drainase dengan mempertimbangkan aspek spasial yang ada. Kemudian, dilanjutkan dengan perhitungan limpasan hujan dengan menggunakan metode rasional. Setelah diperoleh limpasan hujan dan Daerah Tangkapan Air (DTA), maka dapat dilakukan pendimensian komponen-komponen jaringan drainase. Lalu, dilanjutkan dengan analisis drainase perkotaan eksisting.
Dalam desain suplai air bersih dan RWH, lingkup yang didesain dan dianalisis adalah estimasi kebutuhan air, penentuan suplai PDAM, desain tampungan air hujan, desain Water Tank, desain tangki tekan, serta desain pipa dan pompa penyalur air bersih. Desain suplai air bersih dan RWH diawali dengan melakukan estimasi kebutuhan air bersih dan suplai air hujan. Setelah diperoleh kebutuhan air bersih dan suplai hujan, maka dilakukan penentuan suplai air bersih dari PDAM. Suplai air hujan hanya cukup untuk memenuhi 1,50% kebutuhan air bersih Gourmet Alley. Meskipun suplai air hujan yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih cukup kecil, namun sistem Rain Water Harvesting (RWH) dari Gourmet Alley harus tetap ada berdasarkan Pasal 3 Permen LH No. 12 Tahun 2009. Kemudian, dilakukan pembuatan layout suplai air bersih dengan mempertimbangkan aspek spasial yang ada. Setelah itu, dilakukan pendimensian Water Tank, perhitungan volume tangki tekan, pipa penyalur air bersih, dan pompa yang dibutuhkan untuk menyalurkan air bersih.