digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan Infrastruktur fisik berupa Jalan, Jembatan dan transportasi kota seperti LRT (Light Rapid Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit), merupakan bagian dari Program Prioritas dan Program Strategis Nasional. Sebagian besar memiliki bentuk konstruksi elevated (pada ketinggian dengan level tertentu) atau yang dikenal dengan Jalan layang. Konstruksi jalan layang mempunyai karakteristik pekerjaan di ketinggian, mayoritas pembangunan pada daerah padat penduduk serta adanya target percepatan penyelesaian sesuai dengan RPJMN 2015-2019 menuntut pemilihan metode pelaksanaan konstruksi yang perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi melalui penggunaan material struktur yang efisien seperti beton pra-cetak, penggunaan alat berat, dukungan kompetensi engineer dan pekerja, serta kemampuan dan kapasitas manajemen dalam perencanaan, perancangan maupun pelaksanaan konstruksi. Jalan layang mempunyai tantangan serta potensi risiko yang tinggi seperti risiko insiden dan kecelakaan. Sejak Agustus 2017 hingga Maret 2018 terjadi 15 kecelakaan kerja konstruksi secara beruntun dan 11 diantaranya terjadi pada proyek jalan layang. Kondisi ini memicu keputusan menteri PUPR, Perhubungan dan BUMN untuk melakukan moratorium atau pemberhentian kegiatan konstruksi 32 proyek jalan tol layang dan 4 Jalan layang transportasi kota di Indonesia. Pada penelitian ini akan dilakukan usaha untuk mengidentifikasi akar penyebab dan bagaimana mekanisme dari terjadinya insiden dan kecelakaan kerja pada proyek konstruksi jalan layang. Untuk itu, perlu dilakukan beberapa langkah yaitu langkah awal melalui upaya statistikal untuk menelusuri situasi perkembangan terjadinya kecelakaan kerja sehingga didapatkan gambaran secara umum situasi perkembangan kecelakaan kerja pada Proyek Konstruksi Infrastruktur Jalan layang Langkah selanjutnya adalah melalui tinjauan bagaimana Sistem Protective Barriers suatu insiden dan kecelakaan kerja pada masing-masing proyek Infrastruktur Jalan layang yang ada. Peninjauan dilakukan lebih luas pada tahapan penyelenggaraan Konstruksi dan penerapan Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Langkah akhir dilakukan penelusuran akar penyebab, mekanisme terjadinya serta hubungan sebab akibat antar akar penyebab pada proyek konstruksi infrastruktur jalan layang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur mengenai kecelakaan kerja, teori penyebab kecelakaan dan model mekanisme terjadinya kecelakaa. Kemudian dilanjutkan survei lapangan dengan instrumen kuesioner dan wawancara. Metoda pengolahan data akar penyebab insiden dan kecelakaan kerja menggunakan Model EUROSTAT untuk menelusuri situasi perkembangan terjadinya kecelakaan kerja sehingga didapatkan gambaran secara umum situasi perkembangan kecelakaan kerja, dilanjutkan dengan analisa deskriptif untuk hasil wawancara dan kemudian dilakukan penelusuran akar penyebab dan mekanisme terjadinya dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) pada Proyek Konstruksi Infrastruktur Jalan laying. Hasil menunjukkan bahwa kompleksitas dan percepatan proyek mendukung kondisi dan situasi sehingga terjadinya insiden dan kecelakaan kerja. Insiden dan kecelakaan kerja pada proyek konstruksi infrastruktur jalan layang perlu ditinjau secara luas sejak awal tahapan penyelenggaraan konstruksi. Terdapat 2 hal yang berperan penting pada terjadinya insiden dan kecelakaan kerja pada proyek infrasatruktur jalan layang yaitu kualitas sistem protective barrier dalam bentuk penyelenggaraan proses konstruksi yang baik serta penerapan SMK3 Konstruksi. Hasil penelusuran didapatkan 19 akar penyebab serta 26 kombinasi minimum cut set hubungan sebab akibat antar akar penyebab yang menyebabkan terjadinya insiden dan kecelakaan.