Teknologi terbarukan telah meningkat secara signifikan selama 20 tahun terakhir,
terutama untuk Photovoltaics (PV), Saat ini, biaya penyediaan listrik dari
pembangkit listrik terbarukan terus menurun. Setelah bertahun-tahun mengalami
penurunan biaya yang stabil, teknologi energi terbarukan menjadi semakin
kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
PT PLN (Persero) melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
2018-2027 ditargetkan untuk merealisasikan 23% dari bauran energi pada sistem
energi terbarukan. Photovoltaic (PV) adalah salah satu solusi alternatif yang
dipertimbangkan karena merupakan energi yang ramah lingkungan dan memiliki
tren penurunan harga hingga saat ini dan diprediksi akan terus menurun hingga
tahun 2025. Selain keuntungan yang didapatkan, penetrasi PV pada grid dapat
mempengaruhi stabilitas frekuensi grid karena PV memiliki sifat intermittency.
Dalam Tesis ini, dibahas analisis biaya dan manfaat dilakukan untuk menghitung
jumlah penetrasi maksimum PV dan dilakukan analisis dampaknya terhadap
stabilitas frekuensi pada Sistem Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah yang
digunakan sebagai studi kasus. Simulasi menunjukkan bahwa penetrasi PV dapat
menurunkan NPC (Net Present Cost) dan LCOE (Levelized Cost of Energy) dari
sistem. Penurunan frekuensi sistem akibat intermitensi PV dipengaruhi oleh total
beban sistem dan kapasitas penetrasi PV. Untuk mempertahankan frekuensi sesuai
dengan Grid Code 49,5 Hz, penggunaan baterai diperlukan dalam beberapa
scenario penetrasi PV agar frekuensi tetap berada diatas 49,5 Hz.