digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terowongan Hannekam, sebuah infrastruktur pertambangan penting pada area operasional PT. Freeport Indonesia (PTFI) di distrik mineral Grasberg di Papua, Indonesia, adalah fokus penelitian ini. Studi ini memiliki relevansi dengan latar belakang meningkatnya permintaan global akan tembaga, yang didorong oleh lonjakan kendaraan listrik dan industri energi terbarukan, yang menggarisbawahi pentingnya tembaga sebagai “elektrifikasi logam.” Memastikan pengoperasian infrastruktur pertambangan penting yang efisien dan berkelanjutan. Menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini menggunakan Analisa Biaya-Manfaat (CBA) untuk menilai sisi ekonomi dari alternatif sistem penyanggaan, mempertimbangkan konstruksi, pemeliharaan, dan kemungkinan gangguan operasional. Proses Hierarki Analisis (AHP) menyediakan kerangka kerja pengambilan keputusan, memprioritaskan metode berdasarkan keamanan, kelayakan ekonomi, dan keberlanjutan. Kondisi terowongan yang memburuk juga dibahas dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas terowongan setidaknya hingga 2041 dengan menggunakan wawasan ahli, inspeksi area, dan pemetaan geologis, dengan fokus pada praktik pertambangan berkelanjutan. Melalui AHP, penelitian ini menemukan bahwa Tipe D adalah jenis sistem penyangga yang paling ideal, dengan nilai 27,3% dan disukai karena sisi ekonomi dan operasionalnya. Pilihan ini menekankan solusi hemat biaya dan efisien, yang memenuhi standar keamanan, dengan mengintegrasikan shotcrete, shotcrete arches, bolts, dan wire mesh untuk memastikan penyangga terowongan yang dapat diandalkan dengan kondisi batuan yang ada. Konsensus dari metode Delphi pada tipe D dan validasi keuangan melalui CBA, menekankan keuntungan ekonominya yang lebih rendah dalam biaya awal dan biaya berkelanjutan. Pemilihan Tipe D mencerminkan penilaian komprehensif terhadap tantangan teknis, implikasi ekonomi, dan kebutuhan jangka panjang, juga menekankan pemantauan geoteknis yang berkelanjutan, pengurangan biaya, pemeliharaan produktivitas, dan ketahanan sistem untuk kebutuhan operasional masa depan. Proses pengambilan keputusan diperkaya oleh keahlian yang beragam, contoh evaluasi menyeluruh, perencanaan ekonomi, dan perencanaan strategis, memastikan peran Hannekam Tunnel dalam rantai pasokan tembaga global.