Sampah plastik tidak daur ulang yang terdiri kemasan plastik berwarna dan plastik terlaminasi (laminated) aluminium, memiliki fraksi massa terbesar kedua dari total sampah yang dibuang ke TPA kota Bandung. Salah satu metode mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair menggunakan proses pirolisis. Namun demikian, pirolisis sampah plastik belum dapat berjalan dengan baik karena ketercampuran plastik dengan material organik dan densitas curah (bulk density) plastik yang rendah sehingga membutuhkan perlakuan awal. Torefaksi basah adalah perlakuan dengan menggunakan media air panas yang dapat memisahkan plastik dan meningkatkan densitas curah plastik, sehingga dapat diproses secara efektif dengan pirolisis. Kombinasi proses torefaksi basah dan pirolisis tersebut diberi nama proses torre-pyrolysis.
Torefaksi basah dilakukan di rentang temperatur 150–225°C untuk menghasilkan plastik dengan densitas curah yang tinggi. Pirolisis dilakukan pada rentang temperatur 450–500°C, menghasilkan minyak dari plastik, baik hasil torefaksi basah (HT) maupun tanpa perlakuan awal (RAW). Karakteristik dan nilai kalor minyak lalu diuji untuk penentuan parameter optimum proses.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa torefaksi basah 250 g sampah tercampur pada temperatur 200°C menghasilkan peningkatan densitas curah plastik dalam sampah dari 9,4 menjadi 207,7 kg/m3, dengan kebutuhan energi 2,8 MJ. Pirolisis 200 g sampah plastik RAW pada temperatur 500°C membutuhkan 5 MJ energi proses dan menghasilkan massa minyak sebesar 38% dengan rendemen energi minyak 3,4 MJ, serta memiliki karakteristik seperti minyak tanah. Pirolisis 200 g sampah plastik HT pada 500°C menghasilkan minyak lebih sedikit, namun saat proses dilakukan pada kondisi reaktor penuh maka massa plastik yang masuk naik 50%, sehingga rendemen energi minyak produk menjadi 4,5 MJ. Hal ini membuktikan bahwa torre-pyrolysis dapat mengatasi permasalahan plastik tidak daur ulang dengan menghasilkan bahan bakar cair yang bermanfaat.
Perpustakaan Digital ITB