digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alvat Galaxy Semesta
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan


Batubara merupakan sumber energi fosil paling melimpah di dunia, tetapi penggunaannya sebagai energi utama menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Untuk meningkatkan nilai guna sekaligus menekan dampak lingkungan, gasifikasi hadir sebagai teknologi konversi yang mampu mengubah batubara menjadi energi yang lebih bersih dan mudah dimanfaatkan. Faktor penting dalam proses gasifikasi adalah reaktivitas gasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan mineral Kalsit (CaCO?) dan Kuarsa (SiO?) terhadap reaktivitas gasifikasi batubara Cekungan Meulaboh, dengan metode Thermogravimetric Analysis (TGA). Tiga jenis sampel digunakan, yaitu batubara tanpa tambahan mineral (A), batubara dengan penambahan CaCO? (A+kalsit), dan batubara dengan penambahan SiO? (A+kuarsa). Analisis dilakukan dalam dua tahap: pirolisis pada atmosfer inert (100% N2), diikuti gasifikasi dengan atmosfer reaktif (100% CO?) pada suhu isotermal 900 °C. Hasil pirolisis menunjukkan bahwa semua sampel mengalami lima tahapan reaksi termal, yaitu dehidrasi, pirolisis lambat, pirolisis cepat, polikondensasi cepat, dan polikondensasi lambat. Penambahan CaCO? menurunkan temperatur karakteristik puncak pirolisis dan peningkatan laju reaktivitas gasifikasi secara signifikan, yang mengindikasikan peran katalitik dari ion Ca²?. Sebaliknya, penambahan SiO? menunjukkan penurunan reaktivitas gasifikasi, dengan laju reaksi yang lebih lambat dan massa residu yang lebih besar dibandingkan sampel A. Hal ini disebabkan oleh sifat inhibitorik SiO? yang membentuk lapisan inert pada permukaan karbon. Dari ketiga sampel, urutan reaktivitas gasifikasi tertinggi hingga terendah adalah: A+kalsit > A > A+kuarsa. Dengan demikian, penambahan mineral kalsit efektif meningkatkan reaktivitas batubara dalam proses gasifikasi, sedangkan kuarsa cenderung menghambatnya.