Permasalahan sampah di Indonesia saat ini berkenaan dengan terbatasnya
kapasitas Tempat Pembuangan Akhir dan kurangnya pengelolaan serta
pengolahan sampah. Permasalahan persampahan yang terjadi di Kota Tangerang
Selatan terjadi karena semakin bertambahnya timbunan sampah setiap tahunnya
yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk, sarana dan prasarana yang
masih minim untuk mengangkut sampah dan mengolah sampah, dan juga budaya
masyarakat yang masih belum sadar untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Strategi pengembangan dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan sistem
infrastruktur kota, prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu, merata dan
berkelanjutan dengan mengutamakan kelestarian lingkungan hidup yang
tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu
meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah lingkungan,
sehingga dalam implementasi pelaksanaannya sistem pengolahan sampah di Kota
Tangerang Selatan hendaknya mengacu pada strategi RTRW.
Karakteristik sampah di Indonesia khususnya di Tangerang Selatan adalah sampah
tercampur dengan kadar moisture (kadar air) yang sangat tinggi, sehingga apabila
dilakukan pengolahan akan membutuhkan waktu untuk pemilahan dan apabila
langsung diolah sampah ke dalam insinerator akan membutuhkan proses yang
lebih lama karena kadar kandungan airnya tinggi. Pengolahan sampah dibutuhkan
untuk menjawab tantangan dari karakteristik sampah yang tercampur dan dengan
kadar air yang tinggi. Hidrotermal merupakan salah satu alternatif dalam
pengolahan sampah yang bisa memecahkan solusi tersebut. Hidrotermal dapat
mengolah sampah yang tercampur dan berkadar air tinggi langsung tanpa
pemisahan. Penerapan teknologi pengolahan sampah hidrotermal di kawasan
Summarecon Serpong menarik untuk dilakukan penelitian di Kota Tangerang
Selatan karena dengan kondisi TPA di Kota Tangerang Selatan yang berkonsep
sanitary landfill, luasnya terbatas dan jumlah timbulan sampah yang terus
meningkat dibutuhkan suatu pengolahan sampah yang mempunyai konsep zero
waste. Skala pelayanan yang berbeda antara kawasan Summarecon Serpong dan
Kota Tangerang Selatan dalam penelitian ini akan dilihat pengaruhnya terhadap
kelayakan ekonomi pengolahan sampah hidrotermal di Kota Tangerang Selatan.
Skala pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
apabila diterapkan dalam skala pemukiman yang diwakili saat ini dengan adanya
Tempat Pembuangan Sampah Sementara, skala kecamatan dan skala kota.
Kelayakan ekonomi pengolahan sampah hidrotermal di Kota Tangerang Selatan
dapat menjadi tolok ukur pemerintah dan perusahaan swasta dalam menyediakan
jasa kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan khususnya dalam hal pengolahan
sampah, dengan tingkat efisiensi yang dapat diukur dari keuntungan finansial dan
pemberian jumlah subsidi dari APBD. Penelitian dilakukan untuk melihat
Pengaruh Skala Pelayanan terhadap Kelayakan Ekonomi Pengolahan Sampah
Hidrothermal di Kota Tangerang Selatan. Skala pelayanan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tingkat keberhasilan apabila diterapkan dalam skala
pemukiman yang diwakili saat ini dengan adanya Tempat Pembuangan Sampah
Sementara, skala kecamatan dan skala kota.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh skala pelayanan terhadap
kelayakan ekonomi penerapan pengolahan sampah teknologi hidrotermal di Kota
Tangerang Selatan. Sasaran dalam mencapai tujuan penelitian tersebut adalah
untuk mengidentifikasi karakteristik pengolahan sampah hidrotermal berdasarkan
studi literatur dan studi kasus, mengidentifikasi kondisi di Kota Tangerang
Selatan dalam penerapan kriteria pengolahan sampah hidrotermal,
mengidentifikasi kelayakan ekonomi pengolahan sampah hidrotermal di Kota
Tangerang Selatan, melakukan komparasi skala pelayanan terhadap kelayakan
ekonomi pengolahan sampah hidrotermal di Kota Tangerang Selatan. Analisis
dilakukan untuk menjawab masing-masing sasaran yaitu dengan melakukan
identifikasi karakteristik pengolahan sampah hidrotermal, melakukan komparasi
pengolahan sampah di Kota Tangerang Selatan dengan kriteria pengolahan
sampah hidrotermal dan menghitung biaya manfaat sosial keberadaan pengolahan
sampah hidrotermal.
Analisis sensitivitas yang dilakukan pada pengolahan sampah hidrotermal skala
kota dan skala kecamatan menunjukkan pengolahan sampah hidrotermal yang bisa
diterapkan dengan melihat NPV tertinggi, nilai manfaat yang tinggi, nilai biaya
yang rendah, Pay Back Return < 20 tahun, IRR > 4,56%, BCR > 1. Kompensasi
atau bentuk tanggung jawab pihak pengembang terhadap masyarakat diberikan
sebesar “jumlah total variabel biaya” yang ditanggung masyarakat. Hasil analisis
menunjukkan bahwa pengolahan sampah hidrotermal skala kota yang paling
memungkinkan untuk diterapkan di Kota Tangerang Selatan. Pembangunan
proyek pengolahan sampah hidrotermal dalam skala kota menunjukkan efektifitas
biaya yang dikeluarkan pemerintah apabila dibandingkan dengan manfaat
ekonomi dan sosial yang dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat Kota
Tangerang Selatan.
Perpustakaan Digital ITB