Untuk mengurangi backlog perumahan, Pemerintah Kota Bandung mencanangkan skema
apartemen rakyat dengan lahan disediakan oleh pemerintah, pembiayaan dilakukan oleh pihak
pengembang, serta penghuni merupakan masyarakat Kota Bandung. Perancangan dilakukan pada
Kelurahan Babakan Ciamis, RW 03, dengan tapak seluas 3,46 hektare. Melalui analisis yang dilakukan
terhadap pemrakarsa, pengguna, kegiatan, dan tapak, disusunlah pemrograman berupa kriteria,
sasaran, dan indikasi gagasan konsep untuk menjawab permasalahan yang ada. Tiga isu utama yang
hendak dipecahkan adalah konektivitas, peningkatan daya guna lahan, dan hierarki interaksi sosial. Hal
tersebut dituangkan dalam konsep berupa konektor urban dengan subkonsep koneksi, aktivator, dan
sense of community. Subkonsep koneksi dituangkan melalui perancangan lantai dasar yang sangat
permeabel, baik fisik maupun visual. Subkonsep aktivator diterjemahkan melalui pembagian zonasi
antara apartemen komersial, apartemen rakyat, fasilitas sosial, dan ruang terbuka hijau yang diperoleh
berdasarkan nilai jual lahan dan konteks sosial-budaya masyarakat setempat. Subkonsep sense of
community digambarkan melalui massa berundak dan pembagian hierarki interaksi sosial agar setiap
jenis apartemen dapat memiliki konsentrasi aktivitas, namun tetap saling berhubungan. Secara umum,
kawasan diharapkan akan menjadi tempat penghubung dan pertemuan masyarakat kota sehingga
menimbulkan hubungan timbal balik yang berdampak pada aktivasi kegiatan sosial, budaya, ekonomi,
dan rekreasi pada daerah yang belum berkembang.