digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Willy Sofyan Simamora
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Willy Sofyan Simamora
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Distilat asam lemak sawit (DALS) merupakan produk samping dari proses pemurnian minyak kelapa sawit. Karena mengandung asam lemak yang tinggi, DALS dapat digunakan sebagai sumber asam lemak dalam pembuatan stabiliser termal polivinil klorida (PVC). Untuk skala industri, sumber asam lemak yang digunakan adalah tall oil fatty acid (TOFA). Karena produksi TOFA menurun, DALS digunakan sebagai alternatif sumber asam lemak. Akan tetapi, DALS memiliki kandungan asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam jumlah yang hampir sama. Karena itu, stabiliser PVC yang dihasilkan dari DALS berwujud padat-cair. Hal ini berbeda dengan yang ada di pasaran sehingga kurang diminati oleh konsumen. Untuk itu, asam lemak jenuh dalam DALS perlu dipisahkan dahulu sebelum diproses menjadi stabiliser PVC. Salah satu metode pemisahan asam lemak adalah kristalisasi aduktif yang telah banyak digunakan pada pemisahan saponified oil dan metil ester. Namun, metode ini belum pernah diterapkan pada pemisahan DALS. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja metode kristalisasi aduktif dalam pemisahan DALS. Pemisahan dilakukan dalam reaktor gelas berjaket dengan bantuan senyawa urea. Pendinginan divariasikan pada rentang waktu 3–6 jam dan temperatur 15–25oC. Rasio urea terhadap asam lemak divariasikan pada rentang 1–2. Variasi juga dilakukan pada jenis pelarut dan konsentrasi urea. Kualitas hasil pemisahan dievaluasi dengan mengukur angka iodin fraksi jenuh dan tak jenuh. Angka iodin fraksi tak jenuh dan fraksi jenuh hasil pemisahan DALS berturut-turut adalah 56–84 g I2/100 g dan 10– 30 g I2/100 g. Dengan pengadukan, kesetimbangan kristal urea dan asam lemak jenuh telah dicapai 6 jam. Perbedaan temperatur pendinginan 15 dan 25oC tidak berpengaruh signifikan terhadap angka iodin fraksi tak jenuh. Peningkatan rasio urea/DALS menyebabkan peningkatan angka iodin fraksi tak jenuh dan penurunan perolehan fraksi tak jenuh. Pelarut metanol menghasilkan angka iodin fraksi tak jenuh yang lebih tinggi daripada etanol. Kelarutan urea 14 dan 51% di dalam metanol memberikan perbedaan angka iodin fraksi tak jenuh yang signifikan.