Isu kemacetan, khususnya pada ruas jalan di perkotaan, akhir-akhir ini menjadi isu yang mendapat pethatian betbagai pihak. Kemacetan tetjad.i karena beberapa faktor diantaranya
ada1ah rasio volume lalu lintas dengan kapasitas lalu lintas terlalu besar, adanya aktivitas di samping jalan yang menggunakan bahu jalan atau bahkan badan jalan. Dampak langsung alabat adanya kemacetan yang dialami oleh pengguna jalan adalah meningkatnya konsumsi bahan bakar dan waktu petjalanan yang dirasakan oleh pemakai jalan,.
Kota Bandung, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, mempunyai masalah kemacetan yang serius. Ruas jalan yang mengalami kem.acetan kian hari kian bertambah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun hingga saat ini kemacetan masih menjadi salah
satu masalah yang dialami oleh masyarakat pengguna jalan di daerah perkotaan.
Kajian ini meneliti permasalahan kemacetan, terutama masalah kerugianlbiaya yang dialami oleh pengguna jalan. Penelitian dilakukan ruas di Jalan Soekarno Hatta antara simpang Mob. Toha dengan simpang Pasir Koja, yang terdiri dari 3 (tiga) segmen yaitu segmen Mob. Toba- Cibaduyut, segmen
Cibaduyut- Kopo, dan segmen Kopo- Pasir Koja. Komponen biaya kemacetan yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah Biaya operasi kendaraan dan nilai waktu perjalanan.
Hasil kajian menunjukkan biaya kemacetan yang dialami oleh kendaraan yang mela1ui masing-masing segmen selama 12jam (06.00 to 18.00) ada1ah segmen Mob. Toba- Cibaduyut Rp. 59.765.272, segmen Cibaduyut- Mob. Toba Rp. 77.678.672, segmen Cibaduyut - Kopo Rp. 109.225.398, segmen Kopo - Cibaduyut Rp. 73.421.072, segmen Kopo- Pasir Koja Rp. 34.437.869, segmen Pasir Koja - Kopo Rp.
33.612.213
Hasil ini memberikan sinyal kepada semua stake holder, khususnya pemerintah kota wtuk mulai menaruh perhatian pada kinerja ruas jalan. Langkah yang bisa dilakukan dengan rekayasa 1alu lintas maupun kebijakan pembatasan pemakaian kendaraan pribadi dan perbaikan fasilitas angkutan publik.