Peningkatan risiko banjir sebagai dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem
terjadi pada tingkat komunitas. Komunitas di Kawasan Pagarsih, Kota Bandung
berada pada area yang berisiko banjir sejak puluhan tahun lalu. Bahkan komunitas
di lokasi tersebut saat ini terancam oleh banjir yang tidak hanya diakibatkan oleh
peningkatan intensitas hujan ekstrem atau perubahan guna lahan yang begitu cepat
namun juga banjir diindikasikan semakin parah akibat pembangunan basement air
di Jl. Pagarsih. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan resiliensi komunitas
dalam menghadapi fenomena banjir tersebut. Resiliensi komunitas tidak hanya
diwujudkan oleh komunitas yang berada dalam suatu wilayah yang menghadapi
guncangan namun terdapat keterhubungan antara komunitas dengan pemerintah
terkait. Oleh karena itu penelitian i ni bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan
komunitas dan peran pemerintah dalam mewujudkan resiliensi komunitas terhadap
banjir perkotaan di Kawasan Pagarsih. Pengumpulan data dilakukan melalui
indepth interview pada perwakilan komunitas dan pihak pemerintah yang terkait
dengan pengelolaan banjir di Kawasan Pagarsih. Pengumpulan data sekunder dan
observasi juga dilakukan untuk melengkapi informasi. Kemudian data-data tersebut
dianalisis menggunakan metode analisis konten dengan pengkategorian
berdasarkan 5 komponen resiliensi komunitas, hasil sintesis dari beberapa
penelitian sebelumnya, yaitu komponen kelembagaan, sumber daya ekonomi,
pengetahuan dan pembelajaran, infrastruktur serta kohesivitas sosial. Hasil dari
analisis kualitatif tersebut kemudian dikuantifikasi menggunakan metode fuzzy set
qualitative comparative analysis agar lebih terukur kemampuan komunitas dan
peran pemerintah terkait dalam mewujudkan resiliensi komunitas di Kawasan
Pagarsih terhadap banjir perkotaan. Kemudian dilanjutkan dengan analisis SWOT
dalam merumuskan rekomendasi untuk peningkatan kemampuan komunitas dan
peran pemerintah terkait dalam mewujudkan resiliensi komunitas terhadap banjir
perkotaan di Kawasan Pagarsih. Hasil dari analisis tersebut diperoleh bahwa masih
sebagian besar indikator resiliensi komunitas belum dipenuhi baik oleh pemerintah
maupun oleh komunitas. Akan tetapi terdapat potensi dan peluang yang dapat
dikembangkan oleh pemerintah bersama komunitas untuk mengatasi kelemahan
dan menghadapi ancaman ke depan sehingga mewujudkan resiliensi komunitas
dalam menghadapi banjir perkotaan di Kawasan Pagarsih.