digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses pemurnian pada industri kelapa sawit salah satunya menghasilkan by products yang disebut Spent Bleaching Earth (SBE), limbah ini masuk dalam kelompok limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) kategori 2 dengan komposisi minyak sebesar 20- 30 %. Komponen minyak ini dikhawatirkan memiliki potensi mudah nyala sehingga salah satu cara untuk mengurangi minyak tersebut dengan proses ekstraksi dengan N-Hexane sesuai rekomendasi dengan hasil berupa DeOBE sekitar + 3% dari volume SBE tersebut, selanjutnya DeOBE memiliki beberapa alternatif pengolahan yakni solidifikasi dan reaktivasi. Limbah SBE ini meiliki potensi ekonomi dilihat dari masuknya SBE dalam golongan ekstraksi minyak nabati, hewani dan lemak dengan kode HS 84792 komoditas ekspor. Kondisi saat ini pengelolaan SBE dilakukan dengan cara yang paling sederhana dengan memberikan limbah SBE kepada pihak ketiga yang memiliki izin landfilling limbah B3, dengan demikian usaha Manajemen limbah B3 belum banyak dilakukan. Skenario disusun untuk melihat alternatif yang optimum dalam pengelolaan limbah SBE yang terdiri rangkaian metode ektraksi, solifidikasi, reuse, dan penimbunan pada pihak ke 3, metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan (decision making) ini adalah Analytical Network Process (ANP) cara ini banyak digunakan dalam kasus yang kompleks dengan beberapa kriteria penilaian (multicriteria) dengan menggunakan ahli sebagai responden penilai. Kriteria yang masuk dalam analisa ini adalah lingkungan, teknis, ekonomi dan kelembagaan, dari kriteria tersebut aspek yang dinilai akan dijabarkan dengan beberapa subkriteria yang berfungsi juga sebagai elemen kontrol penilaian. Responden merupakan perwakilan ahli yang memiliki keterkaitan dengan SBE secara langsung maupun tidak langsung dari kelompok swasta, praktisi, akademisi, dan pemerintah. ANP disimulasikan dengan Super Decision Power version 2.8 sehingga didapatkan nilai optimum pada skenario 2 yaitu rangkaian proses ektraksi dan Solidifikasi- Pembuangan ke pihak ketiga (50:50), selain itu kriteria dominan adalah lingkungan (0,5311) dan kelembagaan (0,2559). Dependence- Driving Power Analysis (DDPA) juga dikombinasikan untuk melihat sifat dari subkriteria pada masing- masing kriteria sehingga dihasilkan dominan subkriteria berada pada kluster linkage dengan nilai dependency dan driving power yang kuat dan 3 subkriteria pada kluster independet dengan nilai dependency yang lemah dan driving power yang kuat.