digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa tahun terakhir, tren kenaikan kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh perubahan iklim terus meningkat. Kondisi ini mengancam urbanisasi yang terjadi di perkotaan, terutama di wilayah pesisir. Pesisir adalah lokasi yang strategis untuk berbagai kegiatan seperti pelabuhan, rekreasi, perikanan dan pertanian, tetapi rentan terhadap perubahan yang disebabkan oleh kegiatan masyarakat dan alam. Semarang adalah salah satu kota pesisir yang terletak di utara Jawa Tengah. Permukiman padat dan kumuh mendominasi wilayah pesisir Semarang, salah satunya permukiman nelayan di Tambak Lorok. Daerah ini telah mengalami penurunan muka tanah dalam waktu yang cukup lama dan sekarang terancam oleh kenaikan permukaan laut yang merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang kawasan pesisir yang adaptif terhadap penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut dengan menggunakan studi kasus di kawasan Tambak Lorok, Kota Semarang. Untuk mencapai tujuan ini ditetapkan beberapa sasaran studi, antara lain: (1) Merumuskan prinsip dan indikator perancangan kawasan terhadap penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut; (2) Merumuskan delineasi kawasan perancangan di Tambak Lorok; (3) Evaluasi kawasan studi menggunakan prinsip dan indikator kawasan adaptif; (4) Merumuskan visi, misi, dan konsep perancangan kawasan adaptif; dan (5) Simulasi perancangan sesuai dengan visi, misi, dan konsep yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan metode penelitian architectural programming untuk merumuskan respon desain yang tepat berdasarkan isu dan kondisi eksisting kawasan perancangan. Respon desain yang dirumuskan dari penelitian ini adalah strategi yang berfungsi sebagai pedoman untuk merancang daerah pesisir yang adaptif terhadap penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan laut. Kami percaya adaptasi ruang kota dapat mengurangi dampak bencana dan menciptakan wilayah pesisir yang tangguh untuk mengurangi risiko bencana alam. Kata kunci: kawasan adaptif, adaptasi perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, kota pesisir, ketahanan