COVER Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rido Revalino
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Seng (Zn) merupakan salah satu logam Golongan II-B dalam tabel periodik unsur
yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar seng
diproduksi dari sumber primernya yaitu mineral sphalerite (ZnS). Salah satu
metode ekstraksi seng dari konsentrat mineral sulfidanya adalah dengan metode
bioleaching. Jalur pengolahan seng secara biohidrometalurgi ini memiliki
keunggulan dibandingkan dengan proses pengolahan seng lainnya, diantaranya
pengolahan seng dengan jalur biohidrometalurgi ini tidak menghasilkan gas SO2
yang beracun dan membutuhkan penanganan khusus serta proses ini
membutuhkan biaya investasi yang lebih rendah dibandingkan proses pressure
leaching dan agitation atmospheric leaching. Oleh karena itu perlu terus
dipelajari proses pengolahan seng dengan jalur biohidrometalurgi sebagai
alternatif pengolahan seng yang murah dan ramah lingkungan. Dalam penelitian
ini, ekstraksi seng dari konsentrat sphalerite PT BCMG Tani Berkah, Bogor, Jawa
Barat dipelajari dengan metode bioleaching pada suhu ruangan dengan
menggunakan bakteri Pseudoclavibacter sp dan Luteococcus sanguinis.
Serangkaian percobaan bioleaching menggunakan bakteri Pseudoclavibacter sp.
dan bakteri Luteococcus sanguinis telah dilakukan pada tekanan atmosfer untuk
mempelajari pengaruh % pulp density (w/v), % inokulum bakteri (v/v), jenis
bakteri, media tumbuh, dan konsentrasi NaCl terhadap persen ekstraksi Zn. Selain
itu serangkaian analisis juga dilakukan pada konsentrat awal sphalerite
diantaranya X-Ray Difraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), dan Scanning
Electron Microscopy/Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM/EDS).
Percobaan bioleaching dilakukan pada temperatur ruangan dengan kecepatan
pengadukan di rotating shaker 180 rpm. Proses pelindian dilakukan selama 3, 5
dan 6 hari berdasarkan hasil-hasil percobaan pendahuluan yang dilakukan.
Konsentrasi Zn yang terlarut sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi
pelindian secara periodik ditentukan dengan analisa Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS) dan dihitung persen ekstraksi seng. Dilakukan juga
analisis SEM/EDS terhadap residu hasil pelindian seng pada kondisi terbaik yang
menghasilkan persen ekstraksi seng paling tinggi.
Hasil percobaan bioleaching konsentrat sphalerite dari Bogor dengan bakteri
Pseudoclavibacter sp. menunjukkan bahwa persen ekstraksi seng tertinggi sebesar
56,6% diperoleh dari percobaan pelindian selama 5 hari pada kondisi 10% pulp
density (w/v), dan 20% (v/v) inokulum bakteri. Pada kondisi tersebut juga
didapatkan nilai selektivitas terhadap timbal tertinggi, yakni sebesar 0,98 (skala 0-
1). Sementara itu, bakteri Luteococcus sanguinis menghasilkan persen ekstraksi
tertinggi sebesar 38,76 % dengan percobaan pelindian selama 6 hari pada kondisi
2% pulp density (w/v), 20 % (v/v) inokulum bakteri dan konsentrasi NaCl 2 g/l.