Selama lebih dari 25 tahun, penelitian dan pengembangan obat difokuskan untuk menghasilkan suatu obat untuk mengatasi penyakit dengan angka prevalensi yang tinggi. Namun saat ini, banyak sekali perusahaan farmasi global tertarik dan mulai berinvestasi dalam melakukan penelitian dan pengembangan obat untuk menangani penyakit langka, yang disebut sebagai orphan drug/ obat piatu. Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal penting yang dapat mempengaruhi bisnis pemasaran dan penjualan orphan drug di Indonesia, terutama dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional, faktor biaya dan rendahnya kesadaran dan pengetahuan tenaga ahli kesehatan.
Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk mengusulkan bisnis model kanvas yang baru untuk bisnis orphan drug di Indonesia, dengan menggunakan obat untuk Idiopathic Pulmonary Fibrosis, Pirfenidone, sebagai contoh kasus. Analisis faktor eksternal akan dilakukan dengan menggunakan PEST (Political, Economic, Social, Technological), Porter's 5 Forces dan analisa kompetitor. Analisis faktor internal akan dilakukan berdasarkan VRIO dan value chain analysis. Hasil dari analisa akan digunakan untuk mengidentifikasi SWOT, membuat TOWS matrix. Porter Generic Strategy dan Diamond Strategy Model untuk menghasilkan ide dan strategi baru, kemudian mengusulkan bisnis model kanvas baru untuk perusahaan. Metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui interview dan observasi.
Dari analisa didapatkan bahwa perusahaan belum secara optimal menggunakan sumber daya internal dan belum membuat strategi yang inovatif dan efektif untuk menggunakan kesempatan dan mengatasi tantangan yang ada. Rekomendasi untuk perusahaan adalah mengatur ulang susunan tim, melengkapi tim dengan ilmu pengembangan bisnis orphan drug dan mengoptimalkan sumber daya tim global terkait pengembangan penyakit langka dan platform digital. Tim internal juga perlu mulai melakukan kerjasama yang unik dan inovatif dengan beberapa pihak, seperti pemerintah dan organisasi pasien, dan bukan hanya fokus tapi tanpa menghilangkan kerjasama dengan klinis dan asosiasi kesehatan.