2019_TA_PP_FAISHAL_MAULANA_RAZID_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
COVER Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Faishal Maulana Razid
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Di Indonesia, jumlah penderita disabilitas, terutama penderita cedera tulang belakang,
semakin bertambah setiap tahun, namun jumlah alat bantu beraktivitas aktif yang ada masih
belum mencukupi. Alat bantu yang diperlukan tidak hanya alat bantu terapi tetapi juga alat
yang bersifat aktif. Sayangnya, alat bantu yang bersifat aktif berharga masih terlalu mahal
untuk kebanyakan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dalam tugas sarjana ini
perancangan dan pembuatan eksoskeleton yang bersifat aktif dan berbiaya rendah dilakukan.
Pengerjaan dimulai dari perancangan eksoskeleton. Perancangan eksoskeleton terdiri
dari penentuan persyaratan dan sasaran perancangan, penentuan desain alternatif, dan
pendetailan desain. Simulasi desain dilakukan untuk memastikan kekuatan struktur dan
berfungsinya mekanisme. Pembuatan eksoskeleton dilakukan setelah eksoskeleton diyakini
berfungsi dengan baik dan dinyatakan kuat oleh simulasi. Pembuatan eksoskeleton terdiri
dari fabrikasi dan perakitan. Eksoskeleton yang sudah terakit diuji melalui dua metode yaitu
pengujian tanpa naracoba dan pengujian dengan naracoba. Eksoskeleton digunakan untuk
mengangkat naracoba dari posisi duduk-ke-berdiri.
Hasil yang diperoleh berupa alat dapat digunakan oleh naracoba dengan rentang
tinggi 150-176 cm dan berat maksimal 70 kg. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi
eksoskeleton ini sekitar Rp62.500.000,00. Tampilan akhir alat menunjukkan alat bantu ini
bersifat portabel dan dapat dibongkar pasang.