digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Jumaidi Arif
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Sejak tahun 2004, perkembangan maskapai bertarif rendah (LCC) mulai meningkat dengan pesat di industri pesawat Asia Tenggara. Karena kondisi tersebut, maskapai layanan penuh (FSA) mengalami penurunan pangsa pasar menjadi di bawah 50 persen. Saat ini, sebagian besar FSA di Asia Tenggara merupakan maskapai milik pemerintah dan maskapai tersebut menjadi penting karena perannya sebagai garis terdepan pemerintah dalam hal pariwisata. Oleh karena itu perlu untuk mempertahankan kesinambungan maskapai karena pada masa yang akan datang, industri pariwisata bergantung terhadap peningkatan bertahap dalam layanan udara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur kondisi kesehatan dari empat maskapai nasional di Asia Tenggara periode 2013 – 2017. Keputusan No. KEP-100/MBU/2002 yang dikeluarkan oleh kementerian BUMN Indonesia pada bulan Juni 2002 memberikan mandat untuk mengukur dan memberikan penilaian terhadap kondisi kesehatan keuangan BUMN. Terdapat delapan rasio yang akan di analisis yaitu 1) Return on Equity 2) Return on Investment 3) Cash Ratio 4) Current Ratio 5) Collection Period 6) Inventory Turnover 7) Total Equity-to-Total Asset dan 8) Total Asset Turnover. Kemudian, hasil analisis tersebut akan divalidasi oleh keputusan menteri BUMN untuk menjelaskan kondisi kesehatan keuangan BUMN. Selain itu hasil ROIC dari empat maskapai nasional akan dibandingkan dengan nilai standar dari biaya modal rata-rata tertimbang untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa sejak 2013 – 2017, empat maskapai BUMN telah mencapai tingkat dan kondisi sebagai berikut. Singapore Airlines Limited (BBB, BBB, BBB, BBB, BBB); Vietnam Airlines (BB, BB, BB, BBB, A); PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (BBB, BB, BBB, BB, B); dan Thai Airways International (B, B, B, B, B). Nilai rasio ROIC dari empat maskapai pemerintah berada di bawah nilai biaya modal rata-rata tertimbang setiap perusahaan. penelitian ini telah memberikan pengetahuan terhadap literatur keuangan. Penelitian in juga memberikan wawasan yang kuat terhadap kondisi kinerja keuangan. Oleh karena itu, perusahaan dapat membuat keputusan untuk meningkatkan pangsa pasar dan profitabilitas.