digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Meikel Suhartanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Berrybenka adalah toko belanja online Indonesia yang menawarkan dan mengkurasi berbagai fashion (wanita dan pria), produk kecantikan dan aksesoris dari berbagai brand lokal dan internasional, termasuk memproduksi label independen pribadi yang menjadi prioritas bisnis saat ini. Dengan model bisnis B2C, Berrybenka berfokus pada strategi pemasaran omnichannel, merupakan integrasi antara platform online dan offline. Langkah Berrybenka untuk membuka toko offline sebagai strategi omnichannel sepertinya bertentangan dengan competitor mereka lainnya, dimana pada umumnya hanya menembus saluran online. Dalam penelitian ini penulis fokus dalam menganalisis new customer path pada strategi pemasaran omnichannel Berrybenka melalui kerangka kerja Five A dan memberikan solusi perbaikannya agar Berrybenka memiliki customer engagement yang lebih baik. Memiliki omnichannel sebagai strategi marketing memengaruhi konsep customer path dalam proses keputusan pembelian dan cara mereka engage dengan brand. Ditambah semakin canggihnya teknologi dan ponsel saat ini juga mendorong customer lebih mudah berinteraksi dengan brand. .Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dalam mengumpulkan data dan menganalisisnya menggunakan teori kerangka Five A melalui pendekatan Marketing 4.0 dan hasil data kuesioner. Dari hasil penelitian, dalam tahap Aware, penulis memberikan rencana inisiatif untuk brand awareness, peningkatan brand appeal dalam fase Appeal; solusi untuk meningkatkan brand attractiveness di antara para customer di fase Ask; dan rencana inisiatif untuk meningkatkan konversi penjualan di fase Act, juga rencana inisiatif untuk memperkuat advokasi brand antara customer di fase Advocacy. Demi memiliki customer engagement yang lebih baik, maka Berrybenka harus bisa memahami dan mengelola semua Touchpoints di semua Channels-nya melalui teori kerangka Five A. Dan akhirnya mengimplementasikan rencana inisiatif di setiap fasenya