digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MUHAMMAD_ANDIKA_FIRMANSYAH_1-_BAB_7.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Air terproduksi merupakan hasil sampingan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi. Kuantitas timbulan air terproduksi jauh melebihi minyak dan gas yang berhasil diangkat dari perut bumi. Air terproduksi mengandung komponen organik dan anorganik yang dapat mencemari lingkungan. Materi organik pada air terproduksi direpresentasikan sebagai parameter kebutuhan oksigen kimia atau COD. Nilai COD air terproduksi pada sumur eksplorasi minyak dan gas secara global dapat mencapai 1.220 mg/L atau lebih. Metode pengelolaan air terproduksi dapat berupa injeksi, pembuangan ke lingkungan, dan penggunaan kembali pada kegiatan industri migas. Metode injeksi merupakah pilihan yang relatif murah karena air terproduksi cukup dipompakan kembali ke suatu formasi di dalam lapisan tanah. Namun, tidak semua formasi dapat menerima injeksi air terproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Industri migas fasilitas darat yang berlokasi pada daerah yang tidak bisa menerima injeksi air terproduksi memiliki alternatif lain yaitu pembuangan atau penggunaan kembali. Pembuangan air terproduksi ke lingkungan harus memenuhi baku mutu yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 19 Tahun 2010 dan/atau peraturan daerah setempat. Ambang batas konsentrasi COD air terproduksi yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan yaitu 200 mg/L. Penyisihan materi organik pada air teproduksi dapat dilakukan dengan metode fisika, kimia, dan biologi. Sistem pengolahan biologi memiliki kelebihan yaitu relatif lebih murah dan menghasilkan timbulan lumpur yang lebih sedikit. Perencanaan ini bertujuan mengajukan alternatif pengolahan air terproduksi di industri migas. Data air terproduksi diperoleh dari Lembaga Afiliasi dan Peneliti Industri Institut Teknologi Bandung. Konsentrasi COD air terproduksi mencapai 1.456 mg/L dan ingin disisihkan sampai hanya 150 mg/L. Debit rata-rata air terproduksi pada perencanaan ini yaitu 5.600 m3/hari dan jumlahnya relatif stagnan selama 20 tahun periode perencanaan. Alternatif pengolahan biologi yang diajukan yaitu lumpur aktif perpanjangan aerasi, lumpur aktif satu reaktor berurutan, laguna aerasi aerob, dan reaktor biofilm pada media bergerak. Nilai parameter kinetika yang menjadi dasar perencanaan yaitu laju pertumbuhan spesifik mikroorganisme maksimum (?m) 4,97 per hari, konstanta kecepatan setengah pertumbuhan spesifik (Ks) sebesar 197 mg/L, dan koefisien kematian endogen (kd) 0,12 per hari. Perencanaan lumpur aktif perpanjangan aerasi didahului oleh pemodelan konsentrasi biomassa (X), rasio substrat terhadap mikroorganisme (F/M), dan umur lumpur (?c). Pemilihan alternatif didasarkan pada aspek performa pengolahan, operasional, dan ekonomi. Sistem lumpur aktif perpanjangan aerasi menjadi alternatif terpilih pada perencanaan ini karena memiliki bobot nilai terbesar di antara ke-empat alternatif. Sistem ini direncanakan dalam suatu reaktor persegi tercampur sempurna, dilengkapi kolam penjernih, kolam pengental lumpur gravitasi, dan bak pengering lumpur. Sistem ini akan beroperasi dengan baik pada nilai X sekitar 2.100 mg/L, rasio F/M sebesar 0,4 gCOD/gMLVSS·hari, dan ?c selama 20 hari. Lumpur aktif perpanjangan aerasi membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 15.587.000.000 dan biaya operasional mencapai Rp 5.152.000.000 per tahun. Perencanaan ini disertai gambar teknik alternatif terpilih.