2019_TS_PP_CARLOS_NEMESIS_JURNAL.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Laju urbanisasi yang tidak kian menurun menjadi pemicu akan semakin tingginya kebutuhan
penyediaan rumah yang layak dan sarana prasarana umum yang berkualitas yang dinamakan
sebagai urbanisasi semu. Keterbatasan penyediaan oleh pemerintah memicu munculnya
fenomena pengembangan permukiman sebagai kampung-kota yang seringkali tidak mengikuti
aturan formal. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki ciri karakteristik
kampung-kota yang mendominasi. Pengembangan kampung-kota di Kota Bandung masih belum
dapat melibatkan kampung-kota dengan baik. Keadaan ini mengakibatkan semakin
termarjinalkannya kampung-kota dalam sistem perkotaan. Penelitian ini berusaha menganalisis
relasi antara kampung-kota dengan Kota Bandung melalui analisis potensi kampung-kota dan
kecenderungan kebijakan terhadap kampung-kota. Penelitian ini menggunakan studi kasus di
Kampung Braga. Kampung ini memiliki keterikatan yang kuat dengan Kota Bandung karena
letaknya yang berada di pusat kota untuk menjadi alasan berkehidupan di dalamnya. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa Kampung Braga mampu mengembangkan kampungnya
secara berkelanjutan melalui pemanfaatan potensi aset lokal, penggunaan strategi, dan
keberhasilan menghadapi kerentanan dalam konteks perkotaan. Hambatan terbesar yang
dihadapi oleh penduduk kampug-kota terkhususnya Kampung Braga berasal dari kebijakan yang
masih belum mengakomodir kebutuhan masyarakat informal dan masih minimnya inisiatif dari
penduduk kampung-kota untuk mengembangkan kampungnya secara mandiri. Dibutuhkan
komunikasi yang baik antara penduduk kampung-kota dengan Kota Bandung agar tercipta
penghidupan yang berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB