digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan yang sedang digencarkan di berbagai daerah di Indonesia, mengakibatkan perubahan gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satu akibat dari perubahan gaya hidup tersebut adalah munculnya penyakit-penyakit, terutama penyakit yang menyerang organ pernapasan. Sayangnya, fasilitas rumah sakit yang ada di Indonesia mayoritas masih belum cukup untuk menghadapi penyakit-penyakit tersebut. Perancangan Rumah Sakit Khusus Paru di Purbalingga ini mencoba untuk menjawab tantangan di atas. Dengan luas bangunan 12.398 m2, rumah sakit ini memiliki 105 tempat tidur. Perancangan rumah sakit ini dipersiapkan untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit paru, namun tidak menutup kemungkinan bagi pasien yang memiliki keluhan penyakit lainnya. Karena penyakit paru memiliki karakteristik mudah menular, maka rumah sakit paru perlu membagi zonasi atau area untuk instalasi-instalasi pelayanan mediknya untuk mencegah penularan tersebut. Bangunan rumah sakit ini terdiri atas dua massa bangunan yang diatur berdasarkan kebutuhan pelayanan dan tingkat infeksiusnya. Akibat dari dua massa bangunan yang menyatu, perancangan sirkulasi menjadi sangat penting agar pelayanan kesehatan menjadi efektif dan efisien. Perancangan sirkulasi ini juga harus memudahkan pengunjung umum, pasien, staf medis, maupun staf non-medis untuk bergerak. Suasana interior ruang dalam setiap instalasi juga perlu diperhatikan agar pasien merasa senang dan tidak tertekan ketika menjalani perawatan. Penghawaan dan pencahayaan alami serta taman-taman terbuka menjadi salah satu faktor pendukung untuk mempercepat proses penyembuhan pasien.