digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_Inas_Raras_Maheningtyas1-_PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Proyek yang dirancang adalah resor bertema glamorous camping yang termasuk dalam tipologi bangunan hotel. Upaya perkembangan wisata bahari yang sedang dilakukan di Kepulauan Gili, Nusa Tenggara Barat, menjadi latar belakang perancangan resor di Gili Meno ini, didukung dengan fakta meningkatnya wisatawan di Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun. Proyek berlokasi di pantai barat Pulau Gili Meno yang merupakan pulau seluas 150 hektar dengan populasi terendah di antara tiga gili dan potensi alam terbesar berupa keindahan pantai, danau, dan hutan bakau. Proyek dibangun pada lahan seluas 65.000 m2 dengan jumlah total 30 unit. Rancangan terdiri atas fungsi akomodasi, fungsi rekreasi, fungsi penunjang, dan fungsi back of the house yang saling terintegrasi dan memaksimalkan potensi alam yang ada di dalam tapak. Resor bertemakan glamorous camping ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru untuk menarik wisatawan ke Pulau Gili Meno agar dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata. Konsep umum perancangan resor ini adalah resor perkemahan selaras dengan alam yang mencoba menjawab isu fungsional dan penyesuaian dengan konteks setempat. Pengalaman ruang, suasana, privasi, dan aspek keberlanjutan menjadi isu utama yang ingin diselesaikan melalui rancangan yang memanfaatkan potensi alam dan lanskap sebagai atraksi utama, serta menggunakan elemen-elemen arsitektur yang tepat guna. Konteks tapak dijadikan fokus dalam pendekatan perancangan baik tapak maupun massa bangunan.