digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penilaian dampak pencemaran udara terhadap kesehatan publik membutuhkan pengukuran partikulat halus dengan diameter aerodinamik < 2,5 µm (PM2,5) yang terpercaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi PM2,5 di suatu daerah urban kota Bandung secara akurat dan real-time menggunakan instrumen dari jaringan pemantauan baru, Surface Particulate Matter Network-SPARTAN. Penelitian dilakukan dilakukan pada Januari–Agustus 2014 dimana instrumen berbasis filter terintegrasi, AirPhoton® Filter Sampler, instrumen kontinu terotomatisasi, AirPhoton® Nephelometer, dioperasikan secara paralel dan simultan dengan instrumen pembanding, Harvard Impactor. Uji perbandingan selama 21 hari menunjukkan hubungan linear yang baik antara konsentrasi massa PM2,5 yang terukur oleh Harvard Impactor dengan Filter Sampler (R2=98,9%, pvalue < 0,001). Data backscatter nephelometer pada panjang gelombang 532 nm (hijau) digunakan untuk menghitung estimasi konsentrasi PM2,5 per jam. Hasil estimasi konsentrasi PM2,5 per 1-jam di daerah urban Kota Bandung adalah ?????=34,087 ?g/Nm3 dan µ=19,521 ?g/Nm3. Nilai konsentrasi PM2,5 per jam menunjukkan adanya siklus diurnal dan musiman yang signifikan. Hasil analisis regresi linear multipel menunjukkan adanya pengaruh faktor meteorologi yaitu curah hujan, kecepatan angin, temperatur, dan kelembaban relatif terhadap nilai konsentrasi PM2,5 di udara ambien