digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kontroversi dalam pemikiran ekologi manusia mengenai hubungan manusia dan alam menyebabkan berbagai pendekatan praktis menemui kendala. Domes New Nglepen Village adalah kasus yang digunakan sebagai studi empirik untuk membuktikan perbedaan pemikiran tersebut berdampak pada aplikasi praktis. Domes New Nglepen Village terletak di Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemukiman dome dibangun untuk merelokasi warga yang rumahnya hancur akibat gempa bumi dan tanah ambles. Pemukiman Dome New Nglepen Village menjadi sorotan berbagai pihak (akademisi, scientist, budayawan, politisi dan lain-lain) karena termasuk salah satu proyek rumah percontohan di daerah rawan bencana sehingga memunculkan peluang-peluang terjadinya kontestasi antar berbagai aktor-aktor yang terkait. Penelitian ini menggunakan metode Teori Jejaring-Aktor yang dipandu dengan cara-cara eksplorasi mendalam guna mengidentifikasi adanya pengelompokan berdasarkan data wawancara dan observasi bangunan serta fungsi permukiman domes. Kajian literatur mengenai Ekologi Manusia yang diambil dalam penelitian yang dilakukan dari perspektif lingkungan, antropologi dan ekonomi untuk menunjukkan kecenderungan untuk melakukan dikotomi dalam konseptualisasi mengenai manusia/masyarakat dan lingkungan/alam. Keseluruhan dari studi literatur dan kasus empirik menunjukkan bahwa adanya dikotomi manusia dan lingkungan dalam pemikiran-pemikiran tentang ekologi manusia bukan hanya menimbulkan kesulitan analitik teoritis, melainkan juga menimbulkan konsekuensi-konsekuensi praktis. Oleh karena itu, upaya-upaya perbaikan dalam program pembangunan permukiman memerlukan pengembangan kerangka teoritis yang memadai, yaitu yang terbebas dari dikotomi di atas. Kata Kunci : Ekologi Manusia, Permukiman, Teknologi Dome, Teori Jejaring Aktor.