digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Untuk menentukan rencana pemrograman jalan di Indonesia digunakan indeks fungsional dalam hal ini adalah International Roughness Index (IRI). Pada prakteknya, digunakan model triggering dalam menentukan pemrograman tahun mendatang, sehingga konsep perencanaan hanya dalam jangka pendek dan tidak dapat memperkirakan kebutuhan penanganan dari tahun ke tahun. Untuk penelitian ini digunakan konsep Remaining Services Life (RSL) sebagai alat pengambilan keputusan dalam pemrograman. Umur sisa jalan didefinisikan sebagai jumlah tahun berdasarkan beban lalu lintas dimana perkerasan masih dalam kondisi layan secara fungsional & struktural. Dengan menggunakan penilaian fungsional dan struktural, maka penanganan dapat dilakukan secara lebih mendetail sesuai dengan kebutuhan perkerasan. Untuk menentukan RSL, digunakan metode Patterson dan Survivor Curve (fungsional) serta metode AASHTO (struktural). Penggunaan metode ini didasarkan kepada ketersediaan data di Indonesia dan kemudahan aplikasinya sehingga dapat diterapkan secara segera. Indonesia Road Management Systems (IRMS) sebagai database kondisi jalan dapat dimanfaatkan dengan metode survivor curve dan juga metode Patterson. Sedangkan beberapa peraturan AASHTO sudah di adaptasi ke dalam aturan teknis di Indonesia, sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan metode Patterson dapat memprediksi secara akurat nilai IRI tahun selanjutnya, tetapi dalam jangka panjang diperlukan adanya kalibrasi. Metode AASHTO dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga diperlukan akurasi data yang lebih baik. Sedangkan metode survivor curve dipengaruhi oleh nilai IRI dari segmen yang dianalisa. Dari ketiga segmen yang dianalisa, terdapat perbedaan antara umur sisa fungsional dan struktural. Hal ini menyebabkan perbedaan kebutuhan penanganan ke depannya.