digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja ?-mangostin dan xanton sebagai antidiabetes. Diuraikan efek ?-mangostin dan xanton terhadap kadar glukosa darah puasa dan insulin plasma, regenerasi Pulau Langerhans, Glucose Transporter (GLUT)-4, serta Peroxixome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-?). Metode: Uji toleransi glukosa dilakukan menggunakan tikus jantan galur Wistar yang dibagi secara acak menjadi 9 kelompok uji (n=5 ekor/kelompok), yaitu kelompok normal, kontrol (diberi D-glukosa 2 g/kgbb), kelompok perlakuan (diberi ?-mangostin atau xanton dengan dosis 5, 10 atau 20 mg/kgbb), kelompok pembanding diberi glibenklamid 0,45 mg/kgbb, 30 menit sebelum diberi D-glukosa 2 g/kgbb. Perubahan kadar glukosa darah diamati pada menit ke-60 hingga ke-150. Seluruh kelompok diberi pakan standar dan air minum sesuai kebutuhan. Uji toleransi insulin menggunakan tikus jantan galur Wistar, yang dibagi secara acak menjadi 9 kelompok uji (n=5 ekor/kelompok), yaitu kelompok normal, kontrol, kelompok perlakuan (diberi ?-mangostin atau xanton dengan dosis 5, 10 atau 20 mg/kgbb), kelompok pembanding diberi metformin 45 mg/kgbb. Kelompok normal hanya mendapat pakan standar dan air minum sesuai kebutuhan. Kelompok kontrol, perlakuan dan pembanding diberi diet emulsi tinggi lemak 1 ml/hari, selama 10 hari, kemudian pada hari ke-11 diberi insulin 0,05 IU/kgbb intraperitoneal. Kadar glukosa darah pada tikus diukur enam kali setelah pemberian insulin, setiap 30 menit selama 150 menit. Uji kadar glukosa darah puasa, kadar insulin dan regenerasi Pulau Langerhans menggunakan mencit Swiss Webster jantan, yang dibagi menjadi 10 kelompok secara acak, yaitu kelompok normal, kontrol (hanya diinduksi aloksan monohidrat 70 mg/kgbb), kelompok perlakuan diberi berbagai dosis ?-mangostin atau xanton (dengan dosis 5,10, atau 20 mg/kgbb) selama 21 hari. Kadar glukosa darah puasa dan kadar insulin plasma diperiksa pada hari ke-21, jaringan pankreas diambil dan disimpan dalam dapar formalin 10%, dilanjutkan dengan pewarnaan Gomori. Jantung juga diambil dan disimpan dalam dapar formalin 10%, kemudian diwarnai dengan proses imunohistokimia, untuk mengamati ekspresi GLUT-4. Kultur sel adiposit dilakukan untuk mengamati uji ekspresi GLUT-4 dan PPAR-?. Studi in vitro dilakukan untuk mengukur inhibisi ?-glukosidase, dan glikasi. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm. Hasil: Kadar glukosa darah di setiap kelompok perlakuan pada menit ke-90 hingga ke-150 menurun secara signifikan ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p