Sistem bus rapid transit merupakan solusi murah untuk transportasi umum massal bagi negara-negara berkembang dan juga sistem transportasi keberlanjutan. Kota Bandung memiliki Trans Metro Bandung (TMB) namun tingkat kemacetan di sepanjang koridor yang dilayani tidak mencerminkan penggunaan TMB yang efektif. Koridor 2 Trans Metro Bandung melayani pusat kegiatan dan komersial Kota Bandung, namun mayoritas pelaku perjalanan di sepanjang koridor tersebut lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum yang sudah disediakan. Studi ini berusaha mencari faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemilihan moda transportasi oleh para pelaku perjalanan yang berkegiatan di sepanjang Koridor 2. Metode yang digunakan adalah binomial logit atau logisitic regression untuk melihat faktor atau atribut kendaraan apa yang berpengaruh terhadap pemilihan moda transportasi dan kemudian menghitung peluang terpilihnya angkutan tertentu. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk meprediksi faktor apa yang berpengaruh terhadap peluang terpilihnya TMB. Hasil studi menunjukkan bahwa angka probabilitas terpilihnya TMB adalah 0,396714 sedangkan probabilitas terpilihnya kendaraan pribadi adalah 0,603285. Hasil analisis menunjukkan bahwa moda TMB memiliki potensi yang cukup besar untuk menarik penumpang dari pengguna angkutan pribadi. Dengan analisis sensitivitas juga didapatkan bahwa faktor biaya memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pemilihan moda, sesuatu yang patut dibenahi agar lebih banyak pelaku perjalanan yang tertarik dengan TMB.
Perpustakaan Digital ITB