digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transpor panas di jalur Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) dihitung menggunakan data model reanalysis HYCOM (HYbrid Coordinate Ocean Model) dengan resolusi grid 1/12o. Data yang digunakan adalah kecepatan arus serta temperatur air laut bulanan sejak tahun 1993 – 2012 di jalur masuk dan keluar ARLINDO (Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Maluku, Laut Halmahera, Selat Lombok, Selat Ombai, dan Laut Timor). Data model reanalysis HYCOM diverifikasi menggunakan data lapangan INDOMIX (The Indonesian Mixing Program) dan MITF (Monitoring Indonesian Throughflow). Dari data kecepatan arus dan luas area yang dilalui oleh arus dapat diketahui transpor volume. Hasil dari transpor volume kemudian ditambah dengan faktor temperatur air laut akan menghasilkan transpor panas. Transpor panas di jalur masuk (Selat Makassar, Laut Maluku, dan Laut Halmahera) adalah -0,86 PW, sedangkan di jalur keluar (Selat Lombok, Selat Ombai, dan Laut Timor) sebesar -0,87 PW. Terdapat selisih transpor panas sebesar -0,01 PW. Adanya selisih transport panas dikarenakan terdapat perbedaan transpor volume di jalur masuk dan keluar. Transpor panas bulanan rata-rata dipengaruhi oleh musim di Indonesia yang menguat pada musim peralihan I hingga musim timur dan melemah pada musim peralihan II di jalur masuk, serta menguat di musim timur dan melemah di musim barat pada jalur keluar. Transpor panas akan menguat ketika terjadi La Niña dan melemah ketika terjadi El Niño.