digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dinamika perairan Indonesia sangatlah menarik bagi para peneliti untuk dikaji, terutama di perairan Jawa bagian selatan, mengingat bahwa perairan selatan Jawa merupakan perairan Indonesia yang berhubungan langsung dan dipengaruhi oleh Samudra Hindia, perairan Barat Sumatera dan juga Selat Sunda. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perairan selatan Jawa diantaranya adalah Indian Ocean Dipole (IOD), El Niño Southern Oscillation (ENSO), South Equatorial Current (SEC), South Java Current (SJC), angin monsoon, dan Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi pola arus yang dominan terjadi di daerah perairan selatan Jawa selama 25 tahun (16 Januari 1995 – 16 Desember 2019) dengan data yang didapat dari Marine Copernicus. Untuk kebutuhan analisis, data diolah dan dianalisis secara spasial sesuai musim Desember-Januari-Februari (DJF), Maret-April-Mei (MAM), Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON), secara temporal selama 25 tahun, dan analisis Empirical Orthogonal Function (EOF) arus spasial dengan periode 25 tahun. Analisis secara temporal dilakukan pada 5 titik yang mewakili beberapa karakteristik perairan seperti selat, perairan dekat pantai, dan perairan lepas pantai. Secara temporal selama 25 tahun diketahui bahwa range magnitudo kecepatan arus yang sangat besar terjadi di daerah Selat Lombok, yaitu antara 0,001-2,29 m/s. Pola arus secara temporal pada 5 titik tersebut didominasi arus ke arah barat. Pola arus spasial menunjukkan bahwa di daerah Perairan Utara Jawa dan Perairan Selatan Jawa didominasi oleh pengaruh angin monsoon per 6 bulan. Kemudian, ARLINDO memberikan pengaruh terhadap pergerakan arus di Selat Lombok dan Utara Jawa. SJC mendominasi pengaruh pergerakan arus di Daerah Pantai Selatan Jawa, sedangkan untuk arus di Samudra Hindia didominasi oleh SEC secara tahunan dan pengaruh yang kecil dari ENSO dan IOD. EOF mode 1 menunjukkan pengaruh dominan sebesar 53,9% dari SEC dan ARLINDO. EOF mode 2 menghasilkan pengaruh dominan sebesar 13,0% dari monsoon dan SJC. EOF mode 3 menunjukkan pengaruh dominan sebesar 7,0% dari fenomena interannual seperti siklon, IOD, dan ENSO. EOF mode 4 menunjukkan pengaruh dominan sebesar 5,7% dari fenomena gesekan antara ARLINDO, SJC, dan SEC