digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Timah (Sn) merupakan salah satu logam non-ferrous yang banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan timah antara lain untuk solder, pelat timah, dan senyawa-senyawa organotin. Timah juga dibuat menjadi produk turunan senyawa berbasis timah baik senyawa organik maupun inorganik. Salah satu produk turunan dari logam timah tersebut adalah timah sulfat. Timah sulfat berguna sebagai bahan elektrolit pada proses elektrolisis timah yaitu electrorefining dan electroplating. Dalam penelitian ini dipelajari upaya pembuatan senyawa timah sulfat (SnSO4) dengan cara melakukan elektrolisis timah murni dalam larutan asam sulfat sehingga terbentuk ion Sn2+ dan ion SO4 2- yang dalam keadaan jenuh membentuk senyawa timah sulfat. Pelat logam timah murni digunakan sebagai anoda dan katoda dalam percobaan elektrolisis, dimana pelat logam timah murni ini diperoleh dari pabrik peleburan dan pemurnian timah, PT. Timah (Persero) Tbk. di Muntok, Pulau Bangka. Serangkaian percobaan elektrolisis pada suhu ruang (25oC) telah dilakukan menggunakan sel elektrolisis dengan konfigurasi anoda dan katoda berhadapan secara vertikal. Anoda diletakkan pada bagian dasar sel, sementara katoda di bagian atas sel, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi deposisi logam Sn pada permukaan katoda. Pada percobaan elektrolisis dipelajari pengaruh rapat arus, konsentrasi asam sulfat, dan penggunaan sekat PVC pada sel elektrolisis terhadap perilaku pelarutan Sn. Proses elektrolisis dihentikan ketika terjadi deposisi logam Sn di katoda. Konsentrasi Sn yang terlarut sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi elektrolisis secara periodik diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Larutan hasil elektrolisis dengan sel bersekat dengan rapat arus 350 A/m2, kosentrasi asam sulfat 1M selama 27 jam dikristalisasi dengan cara pemanasan pada suhu 150oC sehingga dihasilkan serbuk kristal timah sulfat. Serbuk kemudian dianalisis dengan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui senyawa dominan pada serbuk dan X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui komposisi kimianya. Hasil percobaan menunjukkan konsentrasi Sn terlarut paling tinggi sebelum terjadi deposisi logam Sn yaitu 37,12 g/L diperoleh pada elektrolisis selama 27 jam menggunakan sel elektrolisis bersekat dengan konsentrasi asam sulfat 1 M dan rapat arus katodik 350 A/m2. Penggunaan sekat PVC pada sel elektrolisis meningkatkan konsentrasi Sn yang dapat dicapai sebelum terjadi deposisi Sn dendritik di katoda. Kondisi Sn terlarut yang jenuh di sekitar permukaan anoda menyebabkan pasivasi anoda yang diindikasikan oleh peningkatan tegangan sel yang signifikan dan terjadinya evolusi gas oksigen dari permukaan anoda. Peningkatan potensial anoda di atas potensial kesetimbangan ion Sn2+/Sn4+ menyebabkan terjadinya oksidasi ion Sn2+ menjadi Sn4+. Analisis XRD pada serbuk hasil kristalisasi menunjukkan senyawa yang dominan adalah stannik sulfat (Sn(SO4)2).