digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gas serpih adalah gas alam yang terperangkap dalam batuan induk yaitu batuserpih. Batuserpih organik dapat mengandung kerogen sebagai materi organik yang terkonversi menjadi hidrokarbon seiring dengan peningkatan kematangan. Namun, karakterisasi seismik untuk properti fisik gas serpih tetap menjadi kendala karena kurangnya pemahaman dari respons seismik terhadap sifat-sifat reservoir gas serpih khususnya parameter kematangan materi organik. Respons seismik terhadap variasi sifat fisik batuserpih dapat dipelajari melalui pemodelan fisika batuan ke depan dengan data sintetik. Pada penelitian ini, modifikasi model fisika batuan dibuat dengan referensi penelitian-penelitian sebelumnya untuk karakterisasi tingkat kematangan dari kerogen dan pengaruhnya terhadap properti elastik batuserpih. Parameter yang digunakan untuk karakterisasi tingkat kematangan batuserpih pada penelitian ini adalah parameter anisotropis dan excess pressure dengan fraksi kerogen yang terkonversi menjadi gas sebagai fungsi kematangan. Batuserpih diasumsikan sebagai medium berlaminasi yang tersusun dari beberapa lapisan isotropi. Karakterisasi kematangan dilakukan dengan melihat perilaku parameter anisotropis terhadap variasi tingkat kematangan materi organik. Konversi dari kerogen ke gas seiring peningkatan tingkat kematangan kerogen akan menghasilkan excess pressure yang disebabkan oleh konversi solid ke hidrokarbon. Pengaruh excess pressure yang disebabkan oleh kematangan kerogen terhadap properti elastik seismik dianalisis. Kontribusi excess pressure terhadap sifat geomekanik formasi juga diperhitungkan. Parameter anisotropis dan excess pressure digunakan untuk karakterisasi kematangan dengan menentukan parameter yang sensitif dalam membedakan antara batuserpih organik immature dan mature.