Gas serpih adalah gas alam yang terperangkap dalam batuan induk yaitu batuserpih.
Batuserpih organik dapat mengandung kerogen sebagai materi organik yang
terkonversi menjadi hidrokarbon seiring dengan peningkatan kematangan. Namun,
karakterisasi seismik untuk properti fisik gas serpih tetap menjadi kendala karena
kurangnya pemahaman dari respons seismik terhadap sifat-sifat reservoir gas serpih
khususnya parameter kematangan materi organik. Respons seismik terhadap variasi
sifat fisik batuserpih dapat dipelajari melalui pemodelan fisika batuan ke depan
dengan data sintetik. Pada penelitian ini, modifikasi model fisika batuan dibuat
dengan referensi penelitian-penelitian sebelumnya untuk karakterisasi tingkat
kematangan dari kerogen dan pengaruhnya terhadap properti elastik batuserpih.
Parameter yang digunakan untuk karakterisasi tingkat kematangan batuserpih pada
penelitian ini adalah parameter anisotropis dan excess pressure dengan fraksi
kerogen yang terkonversi menjadi gas sebagai fungsi kematangan. Batuserpih
diasumsikan sebagai medium berlaminasi yang tersusun dari beberapa lapisan
isotropi. Karakterisasi kematangan dilakukan dengan melihat perilaku parameter
anisotropis terhadap variasi tingkat kematangan materi organik. Konversi dari
kerogen ke gas seiring peningkatan tingkat kematangan kerogen akan menghasilkan
excess pressure yang disebabkan oleh konversi solid ke hidrokarbon. Pengaruh
excess pressure yang disebabkan oleh kematangan kerogen terhadap properti
elastik seismik dianalisis. Kontribusi excess pressure terhadap sifat geomekanik
formasi juga diperhitungkan. Parameter anisotropis dan excess pressure digunakan
untuk karakterisasi kematangan dengan menentukan parameter yang sensitif dalam
membedakan antara batuserpih organik immature dan mature.