Penelitian ini berfokus pada peningkatan praktik Green Supply Chain Management (GSCM) di Fish 96, sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di bidang budidaya ikan nila yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini mengidentifikasi dan menangani tantangan bisnis yang signifikan, termasuk tingginya tingkat kematian saat tiba (DOA), ketidakefisienan operasional, dan masalah lingkungan.
Tinjauan literatur yang komprehensif tentang GSCM, model kematangan, dan pengukuran kinerja telah dilakukan, yang mengidentifikasi celah-celah spesifik dalam sektor akuakultur. Tinjauan ini menjadi dasar pengembangan kerangka teoritis untuk mengintegrasikan praktik GSCM ke dalam operasi Fish 96 melalui model kematangan yang terstruktur.
Metode pengumpulan data mencakup wawancara, kuesioner, dan observasi yang dilakukan dari Februari hingga Juni 2024. Lima peserta terlibat: pemilik perusahaan, direktur operasional, dan direktur logistik Fish 96, serta dua pakar industri. Metode kualitatif ini membantu menilai tingkat kematangan GSCM perusahaan saat ini dan mengumpulkan wawasan untuk model yang diusulkan.
Temuan mengungkapkan bahwa Fish 96 berada pada tahap awal dalam perjalanan GSCM-nya, dengan sebagian besar praktik belum ada atau baru mulai diterapkan. Model kematangan yang diusulkan mencakup lima tingkat—Tidak Ada, Sadar, Menengah, Lanjutan, dan Berkelanjutan—yang menawarkan peta jalan yang jelas bagi Fish 96 untuk meningkatkan kinerja GSCM-nya.
Rekomendasi penelitian ini termasuk adopsi praktik hijau yang komprehensif di seluruh dimensi rantai pasok, dengan penekanan pada kebutuhan akan strategi yang sistematis, peningkatan keterlibatan pemasok, dan langkah-langkah efisiensi yang terfokus. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional, meminimalkan dampak lingkungan, dan meningkatkan hasil sosial, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang dan daya saing.