2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-COVER.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 5A.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 5B.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TS PP INDRAGIRI JATIKUSUMA 1-DAFTAR PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice D LAMPIRAN INDRAGIRI JATIKUSUMA
PUBLIC Alice D
Pertumbuhan permukiman yang pesat hingga bagian Utara Kota Bandung menyebabkan alih fungsi lahan yang intensif di DAS Cikapundung Hulu. Alih fungsi lahan di bagian hulu Sungai Cikapundung dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan sumber daya air di Cekungan Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengendalian pemanfaatan ruang mengunakan indeks konservasi serta rehabilitasi kondisi hidrologis lahan dengan BCR, vegetatif dan rekayasa teknis menggunakan sumur resapan. Alih fungsi lahan yang terjadi di DAS Cikapundung Hulu tercatat dalam periode 1997 hingga 2011 adalah peningkatan lahan terbangun sebesar 50,68 ha/tahun dan penurunan luas lahan hutan sebesar 18,3 ha/tahun. Hasil indeks konservasi menunjukan bahwa pada alih fungsi lahan tahun 1997 - 2011 menyebabkan degradasi fungsi hidrologis lahan yang ditandai dengan peningkatan luas lahan kritis sebesar 62,48 ha/tahun. Degradasi yang terjadi di DAS Cikapundung Hulu menyebabkan tendensi peningkatan nilai koefisien limpasan dan penurunan nilai baseflow, serta terjadi ekstrimitas debit sungai akibat peningkatan rata-rata debit harian maksimum dan penurunan debit harian minimum pada periode 1971-2012. Nilai debit yang semakin ektream menyebabkan adanya ganguan terhadap infrastruktur sumberdaya air di Sungai Cikapundung ditandai dengan penurunan nilai debit kering dan peningkatan nilai debit banjir pada periode sebelum dan sesudah perkembangan wilayah. Aplikasi BCR, vegetatif dan sumur resapan untuk mengembalikan kondisi hidrologis lahan di blok perumahan Kelurahan Langensari menunjukan kemampuan untuk menampung debit limpasan pada periode ulang 20 hingga 50 tahun sesuai dengan konsep zero limpasan yang tidak membebani fungsi utilitas infrastruktur sumber daya air. Sedangkan untuk mengembalikan kondisi hidrologi alamiah Kelurahan Lembang dan Kayuambon dibutuhkan sumur resapan sejumlah 2.944 sumur dengan kedalaan 3 m atau 1.203 untuk kedalaman 5 m maupun 613 untuk kedalaman 7 m di Kel.Lembang serta 10330 atau 4222 maupun 2152 dengan dimensi yang sama pada Lembang untuk Kel.Kayuambon yang diperkirakan dapat menurunkan kondisi kritis DAS sebesar 9,97%. Sehingga pengendalian kawasan terbangun guna mempertahankan fungsi utilitas infrastruktur sumber daya air menggunakan indeks konservasi dapat dipertahankan bila pemanfaatan ruang DAS Cikapundung Hulu dilakukan pengendalian fungsi hidrologis lahan dengan BCR, Vegetatif dan Rekayasa teknis menggunakan ide zero limpasan.