Pertanian merupakan kegiatan budidaya yang memiliki tujuan untuk
menghasilkan bahan pangan sebagai sumber energi bagi manusia. Oleh karena itu,
karena bertanggung jawab atas kebutuhan pangan manusia, pertanian adalah hal
yang sangat penting bagi kehidupan. Pentingnya sektor pertanian juga termaktub
dalam salah satu poin pada pembangunan berkelanjutan, yang mana secara
eksplisit pada tujuan ke 2 dimana ketahanan pangan dan pertanian yang
berkelanjutan menjadi poin yang harus dilaksanakan untuk menccapai
pebangunan berkelanjutan. Namun demikian, permasalahan terkait ketahanan
pangan ini dialami oleh banyak negara di dunia. Perubahan iklim menjadi faktor
yang memberi pengaruh besar terhadap produksi pertanian pangan di dunia.
Menurut laporan dari FAO, Variabilitas dan iklim ekstrim merupakan pendorong
signifikan peningkatan kelaparan global. Perubahan iklim berdampak langsung
pada produksi tanaman pangan, dengan perkiraan penurunan hasil panen global
sebesar 3,1%-7,4% untuk setiap kenaikan suhu rata-rata global sebesar satu
derajat Celsius. Perubahan pola penggunaan lahan dari waktu ke waktu juga
memainkan peran penting dalam lemahnya ketahanan pangan. Dalam kebanyakan
kasus, konversi lahan adalah kondisi yang normal dan biasanya dipengaruhi oleh
dinamika pembangunan suatu kota ataupun wilayah. Namun, masalah muncul
ketika dinamika pembangunan kota atau wilayah itu memakan lahan pertanian
yang produktif dan berkelanjutan secara produktivitas. Jika konversi lahan terus
terjadi pada lahan potensial, ini akan berdampak buruk terhadap ketahanan pangan
suatu wilayah, dimana dampak nyata dari alih fungsi lahan bisa bersifat permanen
dan sangat kecil probabilitasnya bisa kembali kepada lahan pertanian dengan
produktivitas yang sama seperti semula.
Kabupaten Cirebon menjadi salah satu daerah dengan kontribusi produksi padi
terbesar ke 7 di Jawa Barat, dengan sumbangsih sebesar 494.700 Ton atau 5,24%.
Salah satu alasan mengapa Kabupaten Cirebon dipilih sebagai lokasi studi adalah
karena dampak yang terlihat ketika terjadi fenomena perubahan iklim El Niño .
dibanding daerah lainnya di Jawa Barat. Selain faktor perubahan iklim, faktor
perubahan penggunaan lahan juga menjadi salah satu isu yang terjadi di
Kabupaten Cirebon. Aktivitas perkotaan yang terjadi di kota Cirebon
mengakibatkan terjadinya urban sprawl di kecamatan yang berbatasan langsungii
dengan Kota Cirebon. Lebih dari 450 hektar sawah telah terkonversi di Kabupaten
Cirebon yang mayoritas menjadi permukiman atau penggunaan terbangun
lainnya.
Oleh karena problematika tersebut penelitian ini akan mengidentifikasi
ketersediaan pangan di Kabupaten Cirebon dengan memperhatikan 2 dampak
yakni alih fungsi atau konversi lahan pertanian dan dampak fenomena El Niño.
Pengaruh alih fungsi penggunaan lahan terhadap ketersediaann pangan akan
diidentifikasi dengan melakukan pemodelan proyeksi tutupan lahan pada tahun
2023-2043. Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah lahan sawah yang
tersisa pada rentang tahun tersebut dalam interval per 5 tahun. Metode analisis
yang digunakan adalah Artificial Neural Network-Cellular Automata (ANNCA).
Model ANN-CA menggunakan jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural Network)
menggunakan sejumlah neuron untuk mengsimulasikan berbagai perubahan
dalam penggunaan lahan. Ini dilakukan dengan menggunakan model yang
memprediksi konversi penggunaan lahan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan.
Selain itu faktor perubahan iklim juga digunakan sebagai dampak dari
ketersediaan pangan di Kabupaten Cirebon. Dampak fenomena El Niño secara
historis ditangkap dan di implementasikan pada skenario pemodelan ketersediaan
pangan dengan asumsi apabila fenomena tersebut terjadi pada tahun proyeksi.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel alih fungsi lahan dan
fenomena El Niño memberikan dampak signifikan terhadap lemahnya
ketersediaan pangan yang berakibat timbulnya potensi terjadinya krisis pangan
dalam waktu dekat apabila dinamika eksisting masih berlanjut. Untuk mencegah
krisis pangan tersebut, diperlukan upaya adaptasi dengan meningkatkan proteksi
terhadap lahan-lahan pertanian di Kabupaten Cirebon. Prioritas perlindungan
terutama pada lahan-lahan pertanian sawah irigasi yang memiliki produktivitas
tinggi. Selain itu, fenomena El Niño menjadi salah satu yang memiliki andil besar
terhadap penurunan produktivitas akibat kekeringan yang berdampak langsung
dengan ketersediaan pangan. Diperlukan solusi alternatif penanganan kekeringan
dengan membangun dan rehabilitasi jaringan irigasi pertanian dan irigasi alternatif
untuk yang dapat menyediakan sumber iar irigasi ketika kekeringan