digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Rois Dinan
PUBLIC Yoninur Almira

Pertanian merupakan kegiatan budidaya yang memiliki tujuan untuk menghasilkan bahan pangan sebagai sumber energi bagi manusia. Oleh karena itu, karena bertanggung jawab atas kebutuhan pangan manusia, pertanian adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pentingnya sektor pertanian juga termaktub dalam salah satu poin pada pembangunan berkelanjutan, yang mana secara eksplisit pada tujuan ke 2 dimana ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan menjadi poin yang harus dilaksanakan untuk menccapai pebangunan berkelanjutan. Namun demikian, permasalahan terkait ketahanan pangan ini dialami oleh banyak negara di dunia. Perubahan iklim menjadi faktor yang memberi pengaruh besar terhadap produksi pertanian pangan di dunia. Menurut laporan dari FAO, Variabilitas dan iklim ekstrim merupakan pendorong signifikan peningkatan kelaparan global. Perubahan iklim berdampak langsung pada produksi tanaman pangan, dengan perkiraan penurunan hasil panen global sebesar 3,1%-7,4% untuk setiap kenaikan suhu rata-rata global sebesar satu derajat Celsius. Perubahan pola penggunaan lahan dari waktu ke waktu juga memainkan peran penting dalam lemahnya ketahanan pangan. Dalam kebanyakan kasus, konversi lahan adalah kondisi yang normal dan biasanya dipengaruhi oleh dinamika pembangunan suatu kota ataupun wilayah. Namun, masalah muncul ketika dinamika pembangunan kota atau wilayah itu memakan lahan pertanian yang produktif dan berkelanjutan secara produktivitas. Jika konversi lahan terus terjadi pada lahan potensial, ini akan berdampak buruk terhadap ketahanan pangan suatu wilayah, dimana dampak nyata dari alih fungsi lahan bisa bersifat permanen dan sangat kecil probabilitasnya bisa kembali kepada lahan pertanian dengan produktivitas yang sama seperti semula. Kabupaten Cirebon menjadi salah satu daerah dengan kontribusi produksi padi terbesar ke 7 di Jawa Barat, dengan sumbangsih sebesar 494.700 Ton atau 5,24%. Salah satu alasan mengapa Kabupaten Cirebon dipilih sebagai lokasi studi adalah karena dampak yang terlihat ketika terjadi fenomena perubahan iklim El Niño . dibanding daerah lainnya di Jawa Barat. Selain faktor perubahan iklim, faktor perubahan penggunaan lahan juga menjadi salah satu isu yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Aktivitas perkotaan yang terjadi di kota Cirebon mengakibatkan terjadinya urban sprawl di kecamatan yang berbatasan langsungii dengan Kota Cirebon. Lebih dari 450 hektar sawah telah terkonversi di Kabupaten Cirebon yang mayoritas menjadi permukiman atau penggunaan terbangun lainnya. Oleh karena problematika tersebut penelitian ini akan mengidentifikasi ketersediaan pangan di Kabupaten Cirebon dengan memperhatikan 2 dampak yakni alih fungsi atau konversi lahan pertanian dan dampak fenomena El Niño. Pengaruh alih fungsi penggunaan lahan terhadap ketersediaann pangan akan diidentifikasi dengan melakukan pemodelan proyeksi tutupan lahan pada tahun 2023-2043. Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah lahan sawah yang tersisa pada rentang tahun tersebut dalam interval per 5 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah Artificial Neural Network-Cellular Automata (ANNCA). Model ANN-CA menggunakan jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural Network) menggunakan sejumlah neuron untuk mengsimulasikan berbagai perubahan dalam penggunaan lahan. Ini dilakukan dengan menggunakan model yang memprediksi konversi penggunaan lahan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan. Selain itu faktor perubahan iklim juga digunakan sebagai dampak dari ketersediaan pangan di Kabupaten Cirebon. Dampak fenomena El Niño secara historis ditangkap dan di implementasikan pada skenario pemodelan ketersediaan pangan dengan asumsi apabila fenomena tersebut terjadi pada tahun proyeksi. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel alih fungsi lahan dan fenomena El Niño memberikan dampak signifikan terhadap lemahnya ketersediaan pangan yang berakibat timbulnya potensi terjadinya krisis pangan dalam waktu dekat apabila dinamika eksisting masih berlanjut. Untuk mencegah krisis pangan tersebut, diperlukan upaya adaptasi dengan meningkatkan proteksi terhadap lahan-lahan pertanian di Kabupaten Cirebon. Prioritas perlindungan terutama pada lahan-lahan pertanian sawah irigasi yang memiliki produktivitas tinggi. Selain itu, fenomena El Niño menjadi salah satu yang memiliki andil besar terhadap penurunan produktivitas akibat kekeringan yang berdampak langsung dengan ketersediaan pangan. Diperlukan solusi alternatif penanganan kekeringan dengan membangun dan rehabilitasi jaringan irigasi pertanian dan irigasi alternatif untuk yang dapat menyediakan sumber iar irigasi ketika kekeringan