digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Evapotranspirasi merupakan salah satu proses penting dalam siklus hidrologi dalam mengetahui kebutuhan dan ketersediaan air di sektor pertanian. Kebutuhan jumlah air tanaman pada setiap tahap pertumbuhan tanaman kelapa sawit penting untuk diketahui demi menunjang peningkatan produktivitas kelapa sawit. Penelitian ini mengaplikasikan metode penginderaan jauh dari citra satelit Landsat-8 dengan menerapkan model neraca energi permukaan untuk memperoleh nilai evapotranspirasi tanaman secara spasial di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dalam penelitian ini juga digunakan beberapa metode teoretis seperti Penman-Monteith, Priestley-Taylor, dan Samani-Hargreaves sebagai perbandingan. Dalam pembahasannya, digunakan beberapa wilayah sampel untuk mendukung analisis secara spasial. Hasil pengolahan citra Landsat-8, pada tiap wilayah sampel menunjukkan nilai evapotranspirasi tanaman yang terdistribusi secara ruang. Nilai ETc spasial hasil olahan Landsat-8 di semua wilayah sampel berkisar antara 0.72 dan 3.19 di semua tanggal kejadian dengan nilai ETc tertinggi di tanggal 15 Juni 2013 (SOI = 13.9) dan terendah di tanggal 20 April 2016 (SOI = -22). Nilai ETc secara teoretis lebih tinggi dibanding nilai ETc spasial. Perbedaan nilai evapotranspirasi tanaman yang diperoleh dari setiap metode, baik metode penginderaan jauh maupun metode-metode teoretis, disebabkan oleh perbedaan faktor yang digunakan untuk menghitung pengaruh tanaman dalam proses evapotranspirasi, radiasi neto, fluks panas tanah, dan fluks panas sensibel.