Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan atau continuously reinforced concrete pavement (CRCP) baru pertama kali diterapkan di Indonesia pada Jalan Tol Tangerang-Merak, khususnya di Ruas Cikupa-Balaraja Timur. Struktur perkerasan ini kemudian dilapis tambah dengan aspal beton atau asphalt concrete (AC). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kerusakan dan kapasitas struktural AC/CRCP terhadap pengaruh beban lalu lintas menggunakan metode AASHTO 1993 melalui survei kondisi dan pengujian lendutan.
Pengujian lendutan dilakukan dengan falling weight deflectometer (FWD) menghasilkan nilai modulus elastis CRCP, ECRCP, yang sangat kecil akibat lendutan terukur di pusat beban yang jauh lebih besar daripada lendutan di sensor geofon lainnya. Survei kondisi secara visual menunjukkan lapis AC relatif dalam kondisi baik dan tidak ditemukan adanya tanda infiltrasi air maupun kerusakan reflektif yang berasal dari plat CRCP. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lendutan yang besar tidak merepresentasikan kondisi aktual perkerasan eksisting sehingga diperlukan koreksi kembali nilai lendutan melalui simulasi lendutan di pusat beban untuk mendapatkan modulus lapis perkerasan yang realistis dan selanjutnya digunakan dalam perencanaan overlay. Berdasarkan lendutan simulatif, ECRCP hasil analisis menunjukkan angka yang sangat tinggi, yaitu sebesar 21x106 psi pada Segmen I dan 10x106 psi pada Segmen II.
Perencanaan overlay untuk meningkatkan kapasitas struktural dengan umur desain lima tahun menunjukkan bahwa Segmen I belum membutuhkan lapis tambah sedangkan Segmen II telah membutuhkan overlay AC setebal 4 cm. Sementara, restorasi untuk menghentikan atau meminimalisir proses kerusakan reflektif dilakukan dengan menangani kerusakan tambalan dan sambungan pada lapis AC, serta crack sealing maupun penggantian sebagian lapis AC.
Perpustakaan Digital ITB