digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan kawasan perkotaan yang pesat dengan maraknya fenomena urbanisasi menyebabkan peningkatan kebutuhan akan hunian. Dengan lahan yang terbatas dan peningkatan kebutuhan akan hunian yang tidak seimbang, yang juga tidak diikuti dengan keterampilan yang cukup oleh penduduknya menyebabkan mereka untuk tidak mempunyai kemampuan dalam memiliki lingkungan hunian yang layak di kawasan perkotaan. Fenomena ini menyebabkan terbentuknya kantung-kantung permukiman kumuh pada kawasan perkotaan, seperti yang terjadi di kawasan permukiman Kelurahan Nyengseret di Kota Bandung. Untuk menangani permasalahan tersebut maka dibutuhkanlah upaya penanganan yang tepat sasaran dan tepat manfaat, dengan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab atau yang mempengaruhi kekumuhan lingkungan pada kawasan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa kumuh lingkungan di kawasan permukiman Kelurahan Nyengseret dan juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekumuhan tersebut, baik dari faktor fisik maupun faktor non-fisik lingkungan permukiman tersebut, secara kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan permukiman di Kelurahan Nyengseret tergolong kedalam kawasan yang kumuh. Kekumuhan tersebut tidak hanya disebabkan oleh karakteristik fisik saja, namun juga disebabkan oleh karakteristik non-fisik seperti kondisi perekonomian penduduk dan juga status kepemilikan hunian penduduk. Karakteristik tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi karakteristik lingkungan fisik lingkungan permukiman seperti kondisi bangunan hunian, prasarana, sarana, dan utilitas penunjang kawasan permukiman di Kelurahan Nyengseret yang menyebabkan kawasan permukiman tersebut menjadi kumuh.